Selasa, 10 April 2012

2 orang ini....


          Hari ke-5 di rumah. Masih benar-benar menikmati liburan yang menyenangkan tanpa beban apa-apa. Meskipun masih ada tugas akhir Teologi Kontekstual yang belum diketahui kapan akan dikirim. Hari ini baru memulai membaca 1 buku yang merupakan bagian dari buku-buku wajib yang harus dibaca demi si Mr. S.
Sebenarnya tidak terlalu antusias untuk berada di sini. Satu-satunya alasan untuk bersukacita adalah karena bisa bertemu dan berkumpul bersama papa+mama dan adik-adik. Sedangkan lingkungan sekitarnya membuatku merasa asing, tidak seperti berada di kampus. Tapi yang mau kuceritakan adalah mengenai dua orang yang sangat kusayangi. Seorang yang sudah pergi jauh dan seorang lain yang aku gak mau kehilangan dia. Yang pertama adalah seorang kakak, sahabat, mama, partner pelayanan, motivator, pembimbing rohani dan teladan. Tidak pernah menyangka akan kehilangan dia begitu cepat. Bahkan sampai saat ini masih belum percaya bahwa dia telah pergi. Semua seperti mimpi dan kabar burung yang membuatku beranggapan bahwa ia sedang berada di suatu tempat dan bahwa aku akan bertemu dengannya suatu kali kelak.
Kehilangan? Ini lebih dari kehilangan. Aku pernah mengalami kehilangan seseorang yang kusayang sebelumnya tapi rasanya tidak seperti ini. perasaan tidak rela, tidak terima, marah sama Tuhan, marah pada diri sendiri dan marah pada keadaan, semuanya menjadi satu. Mengapa harus dia? Mengapa harus kak Ady? Orang yang hati rohaninya sangat baik justru itu yang Tuhan injinkan hati jasmaninya sakit dan rusak.. Mengapa bukan mereka yang hatinya jahat??? Aku tidak pernah menemukan jawabannya dan bahkan belum berniat menemukan jawabannya. Walaupun aku tahu aku bukanlah siapa-siapa di hadapan Tuhan. Bukan seseorang yang punya hak untuk mengatur Tuhan dan memerintah Tuhan untuk melakukan sesuatu yang kuinginkan.
          Terlalu banyak mimpi yang ingin diraih bersama dia tapi waktunya tidak pernah cukup. Banyak kisah-kisah PPL yang belum semuanya diceritakan bahkan sebuah kisah aneh yg terjadi belakangan ini. Hanya Tuhan yang tau betapa aku sangat merindukannya. Aku sangat ingin duduk bersamanya dan mendengar kalimat-kalimat bijak dan nasehat keluar dari mulutnya, aku ingin mendengar kalimat-kalimat penyemangat yang selalu bilang “Ris, ko punya potensi dan ko pasti bisa!”, pengen sekali menceritakan kegalauan yang kualami sekarang dan mendengarkan analisa kritisnya atas kisah ini, pengen sekali dapat sms dari dia “adi, brangkat ke gereja jam brapa?” “adi, makan dimana?” atau dengar kalimat “Ris, ko pacaran su dengan ini atau dengan itu” ”Ris, bagaimana cogan?” dll. Sekarang belajar melakukan banyak hal sendiri, memotivasi diri sendiri, menganalisa sendiri setiap masalah, berangkat pelayanan sendiri, dll. Dan aku mulai terbiasa dengan keadaan ini. memang butuh waktu yang cukup panjang untuk mulai terbiasa lagi dan untuk menyadari bahwa kini kak Ady hidup di dalam hatiku bukan lagi dalam wujud yang bisa kupeluk, kucium, kulihat dan kuajak bekerja sama di KSM maupun di kampus.
          Dan ini mengenai seseorang yang selama ini tidak pernah kusadari keberadaannya. Seseorang yang berhasil membuatku galau berhari-hari dan berpikir panjang lebar mengenai masa depan. Seseorang yang juga berhasil membuatku menemukan partner yang baik, menjadi penyemangat dan membuatku belajar banyak hal darinya. Dan ya! Aku menyayanginya. Selalu merasa kuatir ketika keadaannya kurang baik dan peduli padanya bahkan aku mendapati diri seringkali melakukan hal-hal konyol yang tidak dapat kujelaskan alasannya... ckckckck. Mungkin dia, mungkin juga bukan dia yang Tuhan kirim. Hanya Tuhan yang tahu: someday, somewhere n someone J hanya Tuhan yang tau. Teringat kata kakak rohani : “untuk seseorang yang telah tulus dan setia melayani Tuhan, Tuhan telah menyediakan partner yang terbaik baginya”. Hanya persoalan waktu. Di suatu masa, di suatu tempat aku akan tahu siapa seseorang yang telah Tuhan sediakan itu.