Sabtu, 08 November 2014

Masih Harus Bermimpi lagi

Happy sunday
Meski hari ini saya sama sekali gak happy
Saya malah sedang galau, mungkin tepatnya sedang di lembah kekeringan rohani
Pernah ada di lembah ini sebelumnya setahun yang lalu
Waktu yang sama ketika saya pertama kali menanti jawaban untuk lamaran pekerjaan yang saya ajukan
Saya menaruh harapan besar untuk sebuh gereja besar tapi jawabannya justru datang tepat sehari setelah saya menyatakan bersedia dan 'diperkenalkan' kepada sebuah jemaat kecil di kota yang jauh dari keramaian, sama kecinya dengan Salatiga.
Waktu itu, kejadian ini saya sebut 'kecolongan' 
Saya kecolongan oleh Tuhan
Saya minta dan doakan hal besar tapi Ia beri saya hal kecil
Lalu ketidakadilan demi ketidakadilan saya terima
Siapa yang paling bertanggungjawab? Menurut saya Tuhan
Lalu saya tiba di titik dimana saya 'menerima' keputusanNya yang saya sebut kecolongan sebagai hal yang sudah selayaknya terjadi, saya juga turut andil dalam keputusan-keputusan yang saya buat
Tidak sampai di sini, Ia membawa saya kepada sesuatu yang lebih menantang
Ia menantang saya melepaskan 'mimpi besar' saya untuk sesuatu yang sama sekali gak pasti
Hal yang menimbulkan kesedihan besar tapi yang harus saya terima sebagai pilihan terbaik untuk masa depan dan saya aminkan sebagai panggilan saya
Lalu saya mendapati diri sedang berada di titik membuang begitu banyak waktu saya tanpa sesuatu yang berharga yang dapat saya lakukan
Kesedihan terbesar saya saat saya melepaskan sesuatu yang pasti untuk sesuatu yang sama sekali gak pasti
Apakah ini jalan yang sama yang ditempuh oleh semua orang yang belajar percaya? Menukar kepastian dengan ketidakpastian lalu bermain-main dengan harapan esok hari akan ada perubahan??
Saya menyesal membuang percuma waktu saya 5 bulan demi mengharapakan ketidakpastian ini
Lalu untuk semua yang saya korbankan, relakan pergi, dan waktu yang saya sia-siakan, haruskah saya bersimpuh dan menyerah sambil mendesah: oke, sekarang tunjukkan pada saya bagaimana caraMu bekerja? Buatlah semua ini menjadi lebih jelas dan mudah saya pahami! 
Saya gak tahu, sungguh gak tahu
Saya bahkan gak tahu apa saya pantas marah?
Saya memang harus marah untuk setiap keadaan yang sama terima seperti berada di sumur kosong Yusuf dan penjara bawah tanah Potifar, 
Ketika terbangun setiap pagi saya selalu berharap hari ini keadaannya akan berbeda dari kemarin
Ahh mungkin saya masih harus bermimpi tentang hari itu bermalam-malam lagi 

3 komentar:

  1. Tuhan tidak pernah terlambat untuk memberi jawaban..percayalah :)

    BalasHapus
  2. Terima kasih sudah mampir :-)
    Salam kenal jg

    BalasHapus
  3. Terima kasih sudah mampir :-)
    Salam kenal jg

    BalasHapus