Hari pertama di 2 bulan terakhir tahun ini. hari pertama ke kantor lagi setelah 2 minggu di Pos jemaat (Tanjung Uban, Pulau Bintan). Pulau besar tapi nomor urut 2 setelah Batam kalau soal kemajuan kotanya. Sangat senang berada di Pulau itu, bertemu orang tua baru yang sangat-sangat memberiku ruang dan waktu, seperti papa+mama sendiri. Boleh tidur dan bangun sesuka hati. Mengutamakan agar aku menyelesaikan tugasku terlebih dahulu sebelum membantu ibu di dapur. Setiap pagi aku selalu punya waktu untuk mempersiapkan khotbah dan Puji Tuhan bisa bangun jam 04.00 WIB, 04.30 WIB. Setiap pagi bantu ibu masak sambil nonton Rangking 1 (jadi suka acaranya padahal sebelumnya biasa aja). Setelah itu kunjungan-kunjungan ke rumah jemaat. Di sini aku benar-benar merasa dibutuhkan dan dapat memberikan kontribusi yang banyak pada jemaat. Benar-benar merasakan kehidupan jemaat berikut pergumulan-pergumulan mereka yang pada akhirnya menguatkan aku juga. Merasakan memimpin ibadah 6x dalam seminggu. Benar-benar pengalaman yang tak terlupakan. Termasuk bertemu seseorang yang rasa-rasanya tak ada alasan untuk terus mengingatnya tapi pikiran ini tak mau kompromi. Pertama kali bertemu cowok yang nampaknya sederhana padahal sangat berada. Tak kelihatan jika tak diceritain. Sangat ramah, sopan, bahkan rajin ke gereja padahal tempatnya bekerja dan tinggal sangat jauh dari gereja dan hanya bisa bertransportasi menggunakan ojek karena gak ada angkutan umum masuk PT. Hmmm……. 2 minggu paling mengesankan. Sepertinya ini orang salah suku, sangat berbeda jauh dengan orang-orang sesukunya yang telah terkenal dengan karakter tertentu. Ckckkckck tapi tak mau hal ini terus berlanjut. Ya. Menentukan batas PROFESIONALITAS! Sadar tugas dan tanggung jawab serta tujuan keberadaan di jemaat. Meskipun harus diakui, sangat senang bisa mengenalnya. This is it… ‘asam manis’ PPL 6.
Dan semalam dapat gaji pertama *tanda kasih dari Gereja* (menerima disaat tak menginginkan diberi). Pernah berdoa supaya aku jangan dikasih uang saku dulu saat menginginkan dikasih dan benar, doaku dijawab. Aku diberi saat malah merasa tak pantas untuk diberi. Ya supaya aku tahu bersyukur (mengalami prinsip memberi : memberi sebenarnya sedang membuka tangan untuk menerima.