Aku bersyukur untuk semua kejadian yang kualami selama PPL 6 ini. GKI Bundasudi-Batam benar-benar memberikanku pengalaman-pengalaman iman yang berharga. Aku tahu pengalaman-pengalaman semacam ini tidak akan pernah bisa kuperoleh di tempat lain. 1,5 bulan berada di jemaat pusat benar-benar menguras otak dan air mata. Berusaha sekuat tenaga dan hati untuk tetap bertahan dan percaya bahwa yang kualami saat ini merupakan bagian dari proses Tuhan. Bahkan aku tiba di masa dimana aku pengen cepat-cepat menyudahi semuanya. Di titik terendah dari semua kemampuanku, Allah menarik aku ke sebuah Pulau yang membuatku merasakan bagian terindah dari keputusanku untuk hidup melayani-Nya. Di pulau ini, Bintan, untuk pertama kalinya aku merasa ‘kerasan’ melakukan PPL 6. Suasana tempat yang tenang, keluarga yang sangat baik dan memberikanku ruang gerak yang leluasa, aku bebas menjadi diriku sendiri, pokoknya benar-benar ‘feels like home’. Aku merasa diasingkan sementara selama 2 minggu oleh Tuhan agar aku dapat menarik nafas, mengumpulkan tenaga, menjadi segar lagi untuk menghadapi 2 bulan tersisa di pusat. Aku beryukur untuk 2 minggu berharga ini. 2 kali khotbah mimbar, persekutuan keluarga, kebaktian pemuda, persekutuan wanita, merasakan full PF dalam seminggu. Akhirnya aku memperoleh kesempatan ini. Bertemu seseorang yang membuatku terinspirasi bagaimana memperlakukan sesama, baik, tulus, rendah hati dan setia (terima kasih pernah mengenalmu *someone*, berharap bisa bertemu di lain waktu). Bertemu ibu-ibu yang sangat ketus dan pada akhirnya bisa tersenyum padaku, orang-orang dengan masalah yang kompleks. Akankah hal-hal ini pada akhirnya membuat aku menetapkan hati dan memantapkan langkah untuk menjadi seorang pendeta? Akhir dari proses inilah yang menentukan. 2 minggu ini seperti RETREAT, Tuhan memberikanku kesempatan untuk menarik diri dari rutinitas yang membuatku lelah untuk melihat dari jauh apa sebenarnya yang sedang ku alami, mengumpulkan kekuatan baru, terlebih memiliki waktu khusus bersama Tuhan. Thanks to be here.
Ternyata panggilan untuk menjadi seorang hamba tidaklah mudah. Sangat hebatlah orang-orang yang bertahan dan dengan hati yang tulus tetap mau melayani Tuhan. Betapa sulitnya panggilan hidup seperti ini. menjadi pertanyaan besar untukku: Siapkah aku dengan jalan hidup seperti ini ke depannya?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar