Jumat, 22 Februari 2013

Pintu Berikutnya


Woaaaaaa.............
Akhirnya tiba di tahap masa2 penggalauan skripsi dan ‘engko’ itu selesai juga. Yeiiii... God is good all the time. Pintu satu selesai pintu berikutnya menanti.
Namun harus diakui, masa penulisan skripsweet itu adalah masa terindah di tahun 2012, masa jadi penunggu perpus, masa nangis2 gak jelas setelah bimbingan, masa belajar jadi rendah hati, belajar mendengarkan, disiplin, dan terutama belajar menerima ‘kekalahan’. Tidak pernah lupa bagaimana rasanya ‘terkalahkan’ di malam 11, Oktober 2012 ketika esok harinya harus menyaksikan teman2 diwisuda sementara engkau tahu dengan pasti bahwa kau juga pantas berdiri disana bersama mereka. Tapi malam itu membuatku belajar banyak tentang ‘berjiwa besar’, menerima ‘kekalahan’ dengan jiwa lapang, bukan karena tidak pantas tapi keran belum saatmu.
Dan memang benar, waktu Tuhan bukan waktu kita. Saat itu menjadi sangat indah di 5 Desember 2012 ketika pada akhirnya 7 huruf itu resmi ditambahkan di nama belakangmu J. It was a red letter day. Lulus dengan predikat terpuji dan apresiasi dari babe pembimbing: “skripsi dengan kualitas tinggi”. Wow.......... rasanya semua kerja keras, air mata, dan beban skripsi selama beberapa bulan terbayar lunas. Memang benar, untuk sesuatu hasil yang maksimal dan berkualitas, dibutuhkan proses yang berat dan waktu yang cukup.
Pada akhirnya, aku melihat diri sendiri sebagai perempuan dengan kualitas tinggi. Sangat tidak salah ketika memutuskan memilih YBS sebagai dosen pembimbing tunggal. Sangat bangga dengan pencapaian ini. Ya, 1 pintu berhasil dilewati.
Sekarang pintu kedua menanti: habis ini kemana????
Galau lagi, bingung lagi, gelaaaappppp >;<
Saat ada semangat membara dan bersiap-siap mengembangkan sayap melakukan ziarah intelektual, babe YBS dengan sangat entengnya berkata: “mimpi kalian TERLALU sederhana. Sepanjang hidup saya telah melatih diri untuk berkuliah TIDAK untuk mencari GELAR tapi BERANI BERMIMPI BESAR”. Semangat si ia babe, tapi siapa mau menjamin??
Saat-saat begini, memang hanya ada satu orang yang pantas dimintai petunjuk: Lord Jesus. Mau diutus kemana? Jadi apa? Bagaimana caranya? Hanya DIA yang tahu. So, mari berserah penuh :).
Dan mengenai si ‘engko’ aku rasa waktuku sudah habis denganmu :)
Benar, cinta pesona memang harus digiring ke kasih yang dewasa :)
Tapi bahwa kehadiranmu adalah anugerah terindah dari Tuhan juga tidak akan terlupakan olehku. Thank u so much. Dirimu sangat membantuku memaknai setiap hal yang kulakukan. Mari mengembangkan sayap masing-masing. Jika suatu saat kita bertemu lagi, kita pasti akan duduk bersama mengenang ‘perjalanan’ di suatu masa ini dan bersyukur pada Tuhan atas pertemuan kita :)
Dan thanks God aku naik tingkattttt dalam hal relasi : “Aku berhasil melewati ini dengan sempurna. Dia sempurna di tangan kiriMu, tapi Engkau masih mempunyai tangan kanan :) seseorang lain yang sempurna”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar