Satu
per satu teman-teman angkatan mulai meninggalkan Salatiga. Hal yang paling
berat dari perpisahan adalah bahwa kita akan terpisah jarak ruang dan waktu.
Namun ada harapan bahwa kita akan selalu dapat berkomunikasi lewat dunia maya
dan alat elektronik. Thanks Tuhan untuk kemajuan teknologi ini. Semalam Meko
meninggalkan Salatiga. Sedih rasanya apalagi melihat teman-teman nangis
terutama Lastri. Namun separuh jiwa akan benar-benar pergi jika yang
meninggalkan Salatiga adalah teman-teman dari Indonesia bagian Barat dibanding
NTT. Kapan akan bertemu mereka lagi? Bagaimana jika mereka berpelayanan di
tempat yang gak ada listrik dan sinyal? Tapi satu hal yang pasti bahwa Tuhan
menjamin mimpi-mimpi besar kami untuk melayaniNya dan harapan bahwa suatu kali
kelak kami akan bertemu di tempat yang baru dengan status dan pengalaman yang
baru.
Gak
bisa membayangkan jika saatku yang tiba untuk meninggalkan Salatiga.
Meninggalkan semua asam manis berkuliah di tempat ini. Terlalu banyak
pengalaman hebat di sini: galau, jatuh cinta, persahabatan, persaudaraan,
pergumulan, mimpi, dan pelajaran. But life must go on. Kita harus pergi
menyebarkan kabar baikNya agar tugas pemanggilan kita menjadi nyata di dalam Dia.
Sebab untuk itulah kita semua dipanggil berkumpul di tempat ini dan menjadi
keluarga besar WAO (We Are One). Meski perpisahan adalah kenyataan yang pahit
dan sulit, kita memang harus berdiri atas pilihan ini. Kurasa Tuhan melatih
kita bagaimana rasanya kehilangan dengan memanggil pulang kak Ardiyana
Padjadja. Dengan semangat bahwa ia ada dan bersama sama dengan kita dalam
setiap perjuangan dan pengalaman kita, teman-teman yang meninggalkan Salatiga
pun akan demikian. Mereka pergi tetapi semangat kebersamaan dan kasih
persaudaraan akan terus ada di antara kita :)
Mari
mengejar mimpi masing-masing, mengukir pengalaman-pengalaman baru bersama Tuhan
supaya ketika kita bertemu kembali ada kisah baru yang kita ceritakan. Semoga
akan ada undangan pernikahan yang sampai di tanganku yang di bagian bawahnya
tertulis: “turut mengundang ‘keluarga besar Teologi 2008’” :) Penasaran
kira-kira siapa di antara kita yang akan menuju pelaminan terlebih dahulu,
siapa yang dapat tambahan gelar Pdt terlebih dahulu, siapa yang sampai di kursi
PGI terlebih dahulu (ini mimpi konyol tapi masa depan kita siapa yang tahu?)
Mungkin memang guyonan kita tentang ‘sampai bertemu di sidang PGI’ akan jadi
kenyataan. Ya someday, somewhere mungkin
kita akan duduk di sebuah meja bundar yang sama :). Ahhh su kehabisan kata-kata
untuk menulis. Terima kasih banyak teman-teman boleh mengenal kalian semua :)
terimakasih kalian menjadi bagian dari satu kisah hebatku di Salatiga. Sadar
gak sadar pertanyaan-pertanyaan kalian seputar kuliah yang menuntut penjelasan
membuat saya belajar lebih giat dan menaruh minat yang tinggi terhadap teologi.
Saya sebenarnya tidak se-bisa yang kalian pikir tapi karena kalian mempercayai
saya, saya bisa menjadi Ris seperti hari ini (kalian gak tahu kalo tiap kali
kalian bertanya saya juga buka buku dan membaca untuk memberi penjelasan yang
logis buat kalian, hehhehhe) terimakasih temans :) Sa sayang kalian smua
kuat-kuat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar