Jumat, 29 November 2013

Kerendahan Hati

#Tulisan yang seharusnya diposting tanggal 13 November kemaren :)


Kemarin sore bertemu salah seorang dosen dalam sebuah kegiatan di kota ini. Dosen ini adalah salah satu dosen ter-favorit saya selain karena dia rada mirip papa saya, bijak, sangat pintar, ganteng dan gaya mengajar yang membuat saya tergila-gila dengan ilmu teologi. Dulu, sewaktu kuliah saya seringkali berdiskusi dengan beliau dan saya dibuatnya terpukau dengan pemahaman-pemahaman alkitab dan tafsirannya yang menggelitik hati dan menantang untuk berpikir kritis. Beliau juga dosen produktif, dalam rentang waktu beberapa bulan beliau sudah menerbitkan 4 buah buku teologi dengan muatan sangat berbobot. Beliau sangat welcome dengan mahasiswa/i. Satu dari beberapa dosen yang benar-benar menyediakan telinga bagi mahasiswa. 

Waktu memperkenalkan diri kemarin di kegiatan tersebut, saya sangat berharap beliau akan memperkenalkan diri dengan menyebut jabatan-jabatan yang pernah dijabat sebelumnya beserta kehebatan-kehebatan lainnya dan menyebutkan dimana beliau berkuliah dsb. Namun yang terjadi justru beliau sama sekali tidak menyebut jabat-jabatannya selain bahwa ia adalah seorang pendeta dan dosen. Dalam sharing tentang jemaat dimana ia menyebut berbagai hal yang telah dilakukannya di gerejanya, juga tidak terlihat ia menyebutkan jabatan penting dan peran pentingnya disana. Ia selalu memakai nama 'kami' yang berarti bahwa ia bekerja sama dengan orang lain.  Dosen ini sangat rendah hati.

Jarang menemukan orang yang tidak pamer dengan kelebihan kelebihannya, prestasinya, pendidikan yang tinggi dan karya-karya yang sudah dihasilkannya. Namun dosen saya ini menunjukkan dengan baik bagaimana bersikap rendah hati. Saya yang justru malu, saya berharap ia akan 'menyombongkan diri' seperti yang lazim dilakukan orang kebanyakan. Dia bukan saja rendah hati namun juga merendah. Kekaguman dan penghormatan yang dibangun orang lain terhadapnya justru lahir dari wibawa kesederhanaannya. Sepintas ia seperti bukan orang yang berpendidikan tinggi tapi sampai orang mendengar ia berbicara, orang akan sangat menghargai dan menghormatinya. Dia, benar-benar pendeta yang menunjukkan bahwa ia adalah pendeta sementara banyak pendeta lainnya 'gila hormat'.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar