Selasa, 18 Februari 2014

Lalu, aku memberimu apa?

Terdengar suara seorang cewek kecil memanggilku pagi tadi
Dengan rasa penasaran, aku membuka pintu
Di depanku berdiri seorang gadis kecil yang manis dengan sebingkis kado di tangannya
Sejenak aku berpikir, aku tidak sedang berulang tahun
Aku baru akan berulang tahun minggu depan
Tapi gadis kecil ini memanggil namaku tadi
Ini bukan keegeran, pasti bingkisannya untukku
Mungkin saja pengirimnya sengaja mengirimkan kado sebelum ulang tahunku

Si gadis kecil masih terpaku memandangku, mungkin terpesona
atau kebingungan..
Lalu dia menyodorkan bingkisan itu: "kak, ini untukmu... kakakku mengirimkannya untukmu sebagai ucapan terima kasih karena kemarin sudah menolongnya"

Aku bengong...
kakak yang mana?
Cowok?
Cewek?
"kakak siapa?"
"itulah loh kak, cowok yang kemarin kakak nolongin ketika ditilang polisi"
Otakku bekerja dengan cepat, ditilang, cowok, jalan, kemarin
lalu amnesiaku mendadak hilang: "oh............ yang minggu lalu ditilang dan lupa membawa SIM dan dompet?"
Si gadis kecil mengangguk

ahh si cowok cakep yang sempat membuat tidur malamku terganggu
jadi, gadis kecil dan cantik di hadapanku ini adalah adiknya?
wow...
aku speechless
dan kini di hadapanku adiknya berdiri dengan bingkisan di tangannya
tapi dari mana dia tahu nama dan rumahku?
ah kartu nama, kartu itu benar-benar berguna

Dengan perasaan bercampur aduk aku menerima bingkisan itu
si gadis kecil pun pamit.

Aku mengambil bingkisan itu dan menemukan ada secarik kertas bertuliskan "terima kasih sudah menolongku, waktu itu aku tergesa-gesa. Aku harus tes wawancara. Saking gugupnya aku lupa membawa dompet. Dan ya.. aku ditilang. Saat itu aku berdoa agar Tuhan mengirimkanku seorang penolong, lalu kamu datang. Aku belum sempat mengucapkan terima kasih waktu itu karena aku hampir telat wawancara. Terima kasih, aku sangat berharap pertolonganmu waktu itu menjadi awal yang baik bagi kita."

Aku terpana,
mimpi apa aku semalam?
Pertolongan?
Aku bahkan sudah melupakan hal itu

Bingkisan itu...
Aku terlalu senang untuk membukanya
Sebuah cake berwarna biru yang aku gak perlu memakannya untuk tahu seperti apa rasanya

Aku selalu senang dengan pemberian
Kali ini pun ia
Di sana ada perhatian yang tulus
Dan aku selalu menghargai setiap perhatian 

Dalam hati aku berbisik
'Semoga menjadi awal yang baik, seperti harapannya'

Aku memandangi bingkisan itu lagi
Ahh warnanya biru
seleranya boleh juga
dan aku tersenyum....:)



2 komentar:

  1. Balasan
    1. Ehehe mksh Tuty
      Kepikiran gitu aja kmren saat pg hari dapat kiriman cake dr jemaat
      Dg sengaja aku buat ceritanya beda hihihi

      Hapus