Siapa bisa mengelak dari kematian?
Tidak ada satu pun!
Setiap orang suka atau tidak, siap atau tidak, akan berhadapan dengan hal ini
Tidak ada hal yang paling pasti mengenai masa depan selain bahwa setiap orang pasti akan mengalami kematian
Bagi yang mengalaminya mungkin itu adalah awal bagi sebuah kehidupan baru di seberang sana
Namun, bagi yang ditinggalkan, dunia rasanya berhenti berputar apalagi jika kehilangan terjadi berturut-turut
Semalam mendapat kabar bahwa kakak kandung dari Alm. kak Ady juga telah dipanggil pulang oleh Tuhan
Entah harus berkata apa, luka lama karena kepergian kak Ady belum juga sembuh sekarang harus menerima kabar serupa.
Bagaimana mungkin dua orang bersaudara yang mendedikasikan seumur hidupnya untuk melayani Tuhan, Dia biarkan mereka meninggalkan begitu saja bahkan dengan penderitaan hebat sebelum meninggal.
Aku bertanya-tanya: "belum cukupkah bagi Tuhan apa yang mereka korbankan selama ini sehingga Tuhan merasa perlu membuat mereka demikian menderita dengan penyakit yang sama?" Sungguh tega! Bagaimana Allah semacam ini dapat menjelaskan hal ini dan membuatku mengerti?
Ketika kak Ady pergi, aku berjuang mati-matian menerima dan menjelaskan dengan akalku bahwa kak Ady mungkin sedang 'dibanggakan' Tuhan pada Iblis seperti kisah Ayub lalu Allah membiarkan kak Ady pergi begitu saja.
Namun, kali ini? Teologi apa yang mau dibangun?
Terluka kembali, marah, kesal, dan satu-satunya Pribadi yang layak bertanggung jawab adalah: TUHAN
Bagaimana IA menjelaskan hal ini?
Mungkin dengan berat hati aku harus menyimpulkan hal ini: "jangan terlalu mendedikasikan seumur hidupmu bagi TUHAN, apa yang kemudian dialami oleh orang-orang ini? Penderitaan tiada akhir! Bahkan tidak ada kematian terhormat! Yang ada hanya kematian tak berdaya karena menderita. Jangan terlalu setia! Jangan terlalu berdedikasi melayani!"
Sungguh Tuhan, aku hanya takut, aku berakhir sama seperti mereka...
Temanggung, 26 Februari 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar