Sabtu, 08 November 2014

Masih Harus Bermimpi lagi

Happy sunday
Meski hari ini saya sama sekali gak happy
Saya malah sedang galau, mungkin tepatnya sedang di lembah kekeringan rohani
Pernah ada di lembah ini sebelumnya setahun yang lalu
Waktu yang sama ketika saya pertama kali menanti jawaban untuk lamaran pekerjaan yang saya ajukan
Saya menaruh harapan besar untuk sebuh gereja besar tapi jawabannya justru datang tepat sehari setelah saya menyatakan bersedia dan 'diperkenalkan' kepada sebuah jemaat kecil di kota yang jauh dari keramaian, sama kecinya dengan Salatiga.
Waktu itu, kejadian ini saya sebut 'kecolongan' 
Saya kecolongan oleh Tuhan
Saya minta dan doakan hal besar tapi Ia beri saya hal kecil
Lalu ketidakadilan demi ketidakadilan saya terima
Siapa yang paling bertanggungjawab? Menurut saya Tuhan
Lalu saya tiba di titik dimana saya 'menerima' keputusanNya yang saya sebut kecolongan sebagai hal yang sudah selayaknya terjadi, saya juga turut andil dalam keputusan-keputusan yang saya buat
Tidak sampai di sini, Ia membawa saya kepada sesuatu yang lebih menantang
Ia menantang saya melepaskan 'mimpi besar' saya untuk sesuatu yang sama sekali gak pasti
Hal yang menimbulkan kesedihan besar tapi yang harus saya terima sebagai pilihan terbaik untuk masa depan dan saya aminkan sebagai panggilan saya
Lalu saya mendapati diri sedang berada di titik membuang begitu banyak waktu saya tanpa sesuatu yang berharga yang dapat saya lakukan
Kesedihan terbesar saya saat saya melepaskan sesuatu yang pasti untuk sesuatu yang sama sekali gak pasti
Apakah ini jalan yang sama yang ditempuh oleh semua orang yang belajar percaya? Menukar kepastian dengan ketidakpastian lalu bermain-main dengan harapan esok hari akan ada perubahan??
Saya menyesal membuang percuma waktu saya 5 bulan demi mengharapakan ketidakpastian ini
Lalu untuk semua yang saya korbankan, relakan pergi, dan waktu yang saya sia-siakan, haruskah saya bersimpuh dan menyerah sambil mendesah: oke, sekarang tunjukkan pada saya bagaimana caraMu bekerja? Buatlah semua ini menjadi lebih jelas dan mudah saya pahami! 
Saya gak tahu, sungguh gak tahu
Saya bahkan gak tahu apa saya pantas marah?
Saya memang harus marah untuk setiap keadaan yang sama terima seperti berada di sumur kosong Yusuf dan penjara bawah tanah Potifar, 
Ketika terbangun setiap pagi saya selalu berharap hari ini keadaannya akan berbeda dari kemarin
Ahh mungkin saya masih harus bermimpi tentang hari itu bermalam-malam lagi 

Kamis, 06 November 2014

Sungguh, aku lelah menunggu, Tuhan

Aku pernah menulis di blog ini tentang menunggu
Menunggu akan terasa menyenangkan jika kita tahu siapa dan apa yang kita tunggu
Tapi kali ini aku benar-benar tiba di titik jenuh menunggu sesuatu.
Sesuatu yang untuknya aku melepaskan dan merelakan banyak hal.
Aku melepaskan sesuatu yang telah kuidamkan begitu lama untuk sesuatu ini.
Aku bahkan mengubur dalam-dalam impianku demi sesuatu ini.
Banyak hal kulepaskan demi sesuatu ini
Oh apakah aku sedang menyesali keputusanku di masa lalu?
Apakah adil mempertanyakannya kembali saat ini?
Seribu pertanyaan muncul
Mengapa? Kapan? 
Entahlah hanya waktu yang dapat menjawab
Aku hanya ingin berhenti menunggu dan menyudahi semua ini
Lelah dengan semua ketidakjelasan yang ada
Sungguh, aku lelah menunggu, Tuhan
Aku hanya ingin berhenti!

Selasa, 28 Oktober 2014

Bla bla and bla

Sudah hampir 3 bulan saya kembali ke rumah. Rumah dalam arti sebenarnya, di mana ada keluarga yang penuh kehangatan, tempat ternyaman dan persembunyian dari segala gejolak hidup yang menggetarkan. 3 bulan ini tak banyak yang saya lakukan, pelayanan hanya jika diminta, tidur, makan, jalan-jalan, menjaga rumah. Benar-benar 'memalaskan' diri dengan tak melakukan apa-apa. Hingga saya tiba di masa 'puas' liburan. Siap terjun kembali ke dalam dunia pelayanan yang penuh kesibukan, hiruk pikuk, tantangan. Namun, saat saya siap, semua urusan pelayanan belum 'siap' menerima saya. Saya memasukkan lamaran sejak seminggu yang lalu dan hingga saat ini belum ada jawaban...

Masa penantian ini bisa menjadi masa pemantapan dan masa keraguan. Semakin banyak waktu untuk menanti semakin seseorang diteguhkan atau sebaliknya justru membuat seseorang ragu terhadap keputusannya. Saya tak tahu saya ada di posisi mana. Saya hanya bingung harus menentukan sikap seperti apa terhadap masa penantian ini. Di sisi lain, saya hanya terlalu bosan 'bermalasan'. Sementara medan pelayanan yg akan saya masuki membutuhkan kerja keras dan ketekunan untuk tetap rendah hati, berjuang, pantang mundur dan maju terus. Medan yang sangat jauh dari kemapanan dan kemandirian. Bukan saja dalam hal dana, tapi juga organisasi, budaya, pola pikir, dll. Kembali ke tempat seperti melepaskan kemapanan menuju ketidakpastian seperti bermain dadu bersama Allah...

Saya menulis ini karena sebenrnya saya tidak memahami rasa yang bergejolak dalam hati saya. Saya hanya ingin segera keluar dari zona nyaman ini menuju zona peperangan. Tapi kapan???

Jumat, 29 Agustus 2014

Menunggu

Menunggu
Saya orang yang paling gak suka menunggu
Apalagi menunggu seseorang yang datang telat
Menunggu dokter, seperti petang ini
Menunggu teman, dosen, kenalan, apalagi ngantri bensin kayak akhir-akhir ini
Sering juga saya menunggu sesuatu yang gak jelas
Meski saya tahu yang ditunggu gak mungkin nongol, saya tetap menunggu
Kadangkala menunggu adalah jalan yang kita pilih agar kita bertemu dengan kepastian
Meski seringkali mengecewakan, banyak orang senang menunggu
Tapi juga menunggu gak cuma untuk hal-hal yang gak enak, menunggu juga bisa menyenangkan
Seperti menunggu gebetan, menunggu anak gede (bagi orang tua), menunggu anak lulus kuliah
Ada juga menunggu yang bikin geregetan, nungguin si dia putus sam pacarnya *ahaha ini versi ngaco*
Saat menulis ini aku sedang menunggu, nungguin papa yang juga sedang nunggu dokter
Jadi aku nungguin papa yang sedang nungguin seseorang, wkwkw intinya aku juga sedang nunggu dokter
Kalau ini versi menyebalkan, aku nunggu 2 jam! 
Tapi lumayan sih khotbah 1 selesai, file pesanan mama berhasil didownload, aku bisa nulis di blog
Ya meski kadang-kadang menunggu membosankan, toh aku tetap menunggu di sini, menunggu untuk kepastian dan emang karena kita butuh
Oh ya, kita semua juga sedang menunggu seseorang, partner in life (bagi yang jomblooooo) 
Banyak hal kita lakuin selagi menunggu, seperti nyobain jodoh orang, mampir bentar di hati orang, dan petualangan lainnya.
Asik gak asiknya menunggu sangat tergantung pada siapa yang kita tunggu dan mengapa kita menunggunya.
Saya sedang menunggu seseorang. Tapi orang yang mana, gak jelas juga
Yang jelas saya sedang nunggu seseorang yang juga (mungkin) sedang nungguin saya, kenapa? Karena semua penantian menuntut kepastian :)

Btw, pak dokter cepatlah datang....
Lama sampeeeee 

Selasa, 26 Agustus 2014

Masa lalu adalah masa lalu

Masa lalu identik dengan galau? Kadang ia, kadang tidak. Tapi beberapa hari ini aku memikirkan masa lalu yang bikin galau. Galau tentang kisah di ujung jalan yang telah usai. Ada saat kita mensyukuri banyak hal di masa lalu, ada saat kita mensyukuri peristiwa-peristiwa yang tidak terjadi tapi kita ingin kembali sejenak ke sana hanya untuk merasakan sejenak kebersamaan, perasaan, kedekatan dan hal-hal indah lainnya. Ada banyak kisah di masa lampau, ada yang begitu mudah dilupakan, ada yang bahkan butuh waktu yang cukup lama. Kisah ini adalah salah satunya. Sudah hampir terkubur dalam-dalam oleh waktu. Namun, ini hal yang kadang terlewatkan: lebih mudah melupakan seseorang saat ia jauh dan kita tidak bersinggungan dengannya, adalah hal yang sulit membuang bayang-bayang seseorang ketika ia ada di dekat kita. 
Sebenarnya, kenangan akan kisah ini adalah yang tak patut lagi diingat bahkan ditulis. Namun atas pertimbangan bahwa setiap hal yang kulalui adalah bagian dari proses pendewasaan dan kematangan diri, aku menulis hal ini. Bukan untuk menganggu hubungan seseorang, bukan untuk membuat seseorang merasa tidak enak, atau membuat seseorang merasa bersalah. Kisah itu telah usai. Aku sudah membereskan segala sesuatu di masa lampau. Aku menerima bahwa hal-hal terjadi atas injin dan kehendak Tuhan, tugas kita adalah bersyukur dan menerima bahwa semua hal baik dikerjakan Tuhan melalui keputusan baik dan buruk manusia. 
Aku menulis ini untuk sebuah penyadaran bahwa aku benci dicurangi. Kebencian ini bukan kepahitan tapi sebuah pelajaran berharga bahwa dicurangi adalah hal yang menyakitkan, sama menyakitkan ketika kita mencurangi orang lain. Pelajaran yang menumbuhkan sebuah tekad dalam hati untuk tidak mencurangi orang lain. Kita tidak dapat mempermainkan kesetiaan dan komitmen seseorang untuk sebuah kelalaian dan toleransi terhadap kegagalan kita untuk berkomitmen. Untuk kesadaran inilah aku mensyukuri hal-hal yang sangat aku rindukan terjadi tapi tidak terjadi. Aku melihat ini sebagai sebuah "tindakan pencegahan" yang dilakukan Tuhan. Tindakan pencegahan yang membuatku dewasa hari ini. Kita hanya dapat melihat apa yang ada di depan mata, Tuhan melihat jauh ke masa depan. Aku bersyukur karena keputusan Tuhan selalu mendahului pilihan-pilihan yang aku buat di dalam kelemahanku sebagai manusia. Masa lalu adalah cerminan bagi kehidupan yang lebih berkelas, pelajaran untuk menghargai komitmen, dan kesempatan untuk naik level dalam kelas iman. Pilihan selalu menunjukkan orang seperti apakah kita. 
Lalu, apakah aku masih galau setelah menulis hal ini? Tidak! Menulis adalah terapi dan aku menjadi 'sembuh' setelah menulis tentang hal ini. Masa lalu adalah masa lalu. Pada akhirnya kita harus berterima kasih untuk orang-orang yang Tuhan kirimkan dalam hidup agar kita dapat belajar dari mereka. 

Kamis, 21 Agustus 2014

Semoga cepat berakhir ya, ma

Hari ini saya mengantar mama ujian proposal. Mama bersama banyak guru-guru lainnya yang sudah PNS tapi belum sarjana diharuskan untuk mengikuti program kuliah percepatan dari UNDANA kupang agar semua tunjangan mereka sebagai guru tidak dicabut karena tidak memenuhi syarat sebagai guru dengan gelar sarjana pendidikan. Untuk tujuan dan kekuatiran inilah mama bersama teman-temannya yang senasip mengikuti program pemerintah ini. Program ini melelahkan dan memakan biaya yang tidak sedikit. Beberapa hari ini saya memperhatikan cara mereka memperlakukan dan menghargai dosen-dosen mereka dengan menghambur-hamburkan uang hanya agar tuntutan pemerintah ini tercapai. 

Melihat antusias, kesibukan dan hiruk pikuk para ‘mahasiswa’ ini mempersiapkan segala sesuatu untuk ujian proposal hari ini membuat saya terharu. Di sisi lain saya bersyukur saya sudah pulang ke rumah ketika mama ujian sehingga saya bisa ikut ambil bagian dalam jerih lelah mama mempersiapkan ujian proposal ini. Oh ia mama berkuliah sejak pertengahan 2012 lalu dan akan selesai bulan Desember 2014 ini. Perjuangan mereka bukan main-main, mama harus menyisihkan sebagiannya uangnya untuk regis kuliah dan untuk membiayaai saya dan adik-adik kuliah, belum lagi sejuta tugas yang kadang-kadang tidak masuk akal menurut saya. Tapi yang luar biasa menurut saya ketika melihat perjuangan para mahasiswa ini adalah tekad mereka yang pantang menyerah, bukan untuk gelar S.Pd di belakang nama mereka. Bukan itu. Melainkan agar tunjangan mereka tidak ditarik. Bukan karena mereka rakus uang atau gila uang. Bukan. Tapi agar anak-anak mereka dapat meneruskan sekolah bahkan ke perguruan tinggi. Saya tahu persis perjuangan mereka, terutama perjuangan mama. Bukan agar gaji mama tidak dipotong tapi agar adik-adik saya dapat kuliah dengan baik. Saya sungguh terharu melihat perjuangan tak kenal lelah dari mereka. 

Tapi me;lihat perlakuan para dosen yang terhormat ini membuat saya benar-benar mensyukuri keputusan saya untuk berkuliah di jawa 6 tahun lalu daripada mengikuti keinginan papa untuk kuliah di Kupang. Memang tidak semua dosen di Kupang akan seperti dosen-dosen yang saya lihat 2 hari ini namun gambaran pendidik seperti mereka hampir tidak pernah saya temui di kampus saya kemaren. Maaf. Mereka mengajar bukan sedang mengajar mahasiswa tapi lebih parah seperti mengajar anak di bawah usia SD yang tidak tahu apa-apa. Saya juga pernah menajdi pendidik. Bahkan di murid-murid saya yang hanya SD tidak pernah saya perlakukan demikian. Saya menghargai mereka sebagai pribadi yang dalam banyak hal justru mendidik saya juga. Sayang sekali, budaya yang sama tidak saya temui di tempat ini. Para dosen berbuat sesuka hati, menuntut sesuatu dalam waktu mepet, sangat kurang persiapan, merokok ketika mengajar, dan menuntut fasilitas ini itu layaknya seorang bos. Luar biasa! Saya menduga-duga apakah di kampus sana ia juga dilengkapi fasilitas seperti di sini atau ia hanya memanfaatkan kebaikan hati para mahasiswa ini, hanya karena para mahasiswa ini berjuang dan manut terhadap semua keinginan mereka. Saya memang bukan bagian dari program ini tapi saya benar-benar muak dengan cara mereka. Mungkin memang pemahaman mereka berbeda dari saya. Cara mendidik mereka berbeda dan sejuta alasan yang mempenagruhi tindakan mereka. Tapi saya benar-benar tidak menyetujui semua perlakuan mereka. 
Semangat ujian mama dan teman-teman mama. Semoga cepat berakhir perjuangan mama dan om+tante yang lain. 4 bulan lagi penderitaan mama dan om+tante akan berakhir (
(ini edisi marah-marah karena adaptasi yang luar biasa sukar,
Saya mungkin hanya perlu terbiasa dengan budaya dan keadaan di tempat ini.

Minggu, 10 Agustus 2014

Jatuh

Kemarin aku jatuh
Kemarinnya lagi aku jatuh
Jatuh di tempat yang sama untuk kedua kalinya
Dan ini sama sekali gak lucu
Aku sudah berhati-hati agar gak jatuh di tempat yang sama
Namun toh, aku jatuh juga bahkan kali ini meninggalkan bekas luka di kakiku

Jatuh memang gak enak
Gak ada jatuh yang enak
Jatuh cinta?
Siapa bilang enak?
Lebih banyak galaunya daripada senangnya
Upsss melenceng...

Kadang-kadang kita suka 'jatuh' di tempat yang sama
Orang bijak bilang: gak belajar dari pengalaman
Nyatanya kemarin aku berusaha gak jatuh tapi jatuh juga
Baiklah, memang ada hal-hal dalam hidup yang berada di luar kendali kita
Kalau kita jatuh lagi di tempat yang sama, apakah kita gak pernah belajar dari pengalaman?
Oh belum tentu, menurutku
Bisa saja kita menjadi lebih ekstra hati-hati dan itu justru membuat kita jatuh lebih parah di tempat sebelumnya

Jadi, apakah kita salah jika jatuh di tempat yang sama untuk ke sekian kalinya?
Jatuh dalam banyak hal justru mengajarkan kita bagaimana bangkit berdiri
Jatuh membuat kita jauh lebih berani dari sebelumnya
Jatuh mengingatkan bahwa kita rapuh, mudah sekali terluka

Apakah kamu pernah jatuh?

Minggu, 03 Agustus 2014

Happy sunday dari dapur

Hampir lupa kalau masih punya blog, lama banget tidak menulis di blog ini karena super duper sibuk perpisahan n pulang. Jadi, ceritanya hari ini saya bolos ke gereja. Tetapi saya masih tetap melayani. Melayani beberapa pelanggan yg mampir di warung makan disini, di tempat tanteku bekerja. Pelanggan yang sungguh terlalu banyak dengan karakter dan kemauan masing-masing. Saya belajar menerima tamu yang memesan makanan, belajar membuat kesan yang baik bagi setiap tamu, bergegas-gegas menyiapkan pesanan mereka meski yang saya kerjakan tidak sebanyak dan secepat tante dan teman-temannya. Saya belajar mengupas timun dengan kesulitan-kesulitan pada awalnya namun setelah lancar mengupas saya malah gak mau berhenti mengupas, saya belajar menakar nasi di piring, belajar tersenyum ramah atas kesalahpahaman pelanggan, saya belajar memperlakukan mereka seperti 'raja n ratu'. Dan yang paling utama saya belajar menempatkan diri pada posisi pelayan. Selama ini saya hanya tahu komplain jika pesanan di warung makan tidak sesui selera, saya marah jika pesanan terlambat datang, saya mengeluh jika rasanya kurang pas di lidah, saya ngomel-ngomel jika pelayannya kerja lamban, hari ini setelah mengalami pengalaman ini saya menjadi tahu bagaimana rasanya menjafi pelayan dan betapa sulitnya menurut saya menjadi seorang pelayan. Pengalaman ini setidaknya mengajarkan saya beberapa hal: 
 - Jangan terlalu cepat menghakimi seseorang jika kita tidak pernah tahu bagaimana rasanya berada di posisi dia 
 - Jika kita peka sedikit saja, kita dapat belajar banyak hal dari hidup kita sendiri 
 - Saya akan lebih sabar dan pengertian jika memesan makan n minum di warung makan 
 - Hari ini saya tetap melayani Tuhan, tidak di gereja tetapi di warung makan, melayani Tuhan melalui para tamu yang datang.  
Dan yang terakhir, selamat hari minggu dari dapur RM. Khas Prambanan cabang Renon, Denpasar :) Tete Manis sayang... 

 Oh ya terima kasih banyak untuk tante Tina sudah memberi saya pengalaman hebat ini, sudah lama banget saya pengen punya pengalaman menjadi seorang pelayan di rumah makan dan hari ini impian itu terwujud, makasihhhh :-)

 

Jumat, 20 Juni 2014

Edisi Perpisahan

20 Juni 2014
Hari yang kunanti
Beberapa saat yang lalu, mencoba membayangkan bagaimana rasanya ada di hari ini?
Well, bagaimana rasanya ada di hari ini?

Legah? tentu!

Bahagia? Jangan ditanya. 
Aku menunggu lama datangnya hari ini, hari dimana aku menjemput kebebasanku, membebaskan diri dari sistem yang lebih banyak membelenggu dari pada menghidupkan. Pembelajaran penting untuk ke depannya memastikan dengan sungguh-sungguh cara kerja sebuah lembaga sebelum memutuskan untuk bergabung di dalamnya.

Sedih? Sudah pasti
Waktu bersama anak-anak adalah waktu yang berharga. Ini bisa disebut kemuliaan seorang pengajar. Menemukan sahabat-sahabat kecil seperti mereka. Malaikat-malaikat yang tulus. Pribadi yang dengan jujur mengkritik dan memuji. Kebahagiaan adalah ketika menatap wajah-wajah gembira mereka ketika belajar. Antusiasme belajar yang tinggi. Mereka sungguh tahu bagaimana menghormati dan menghargai pengajar. Mereka menempatkan diri sebagai sahabat sekaligus jiwa-jiwa yang perlu dibimbing. Terhadap merekalah aku berat meninggalkan tempat ini. Mereka jugalah alasan untuk terus berjuang memberi yang terbaik. 
Melalui merekalah aku menyadari betapa Tuhan memberkatiku dengan berlimpah atas kehadiran mereka. 
Terima kasihku yang terdalam bagi murid-murid ini
Terima kasihku untuk kelas 5B (Si kembar Jocelin & Evelin, Nike, Keke, Prita, Costa, Bryant, Ryan, Miccele, Vena dan semua murid yang tak disebut satu per satu)
Kita pasti akan bertemu kembali
Semoga harapan dan cita-cita kalian menjadi kenyataan
Miss Ester love love you all



Selasa, 03 Juni 2014

It's June bibeeeee... \^_^/

Well, it's June
haha, one more month to go
I'm really, really, really feel great!!
my freedom is yet to come 

Begini rasanya ada di masa dimana jiwamu dibebaskan dari kesalahan pilihan yang engkau buat di masa lalu. Salah memilih menu makan hanyalah penyesalan dalam hitungan jam, salah menggunting rambut hanyalah penyesalan sebulan, salah memilih pekerjaan akan menjadi masalah yang serius tergantung seberapa dalam engkau memberi diri dalam kontrak pekerjaan, atau bahkan ketika engkau salah memilih sesuatu yang besar dalam hidupmu. 
Well, memang ini tidak tepat disebut kesalahan, ini adalah pengalaman berharga yang telah mengajarku satu hal penting: "jangan terlalu cepat menjatuhkan pilihan hanya karena pilihan-pilihan yang jauh lebih baik membutuhkan waktu yang cukup untuk datang" 

Senin, 28 April 2014

#Chapter4b Carilah Perempuan Saleh


2. Kesalahan yang Menawan *carilah perempuan saleh* | catatan bagi laki-laki |

Kebanyakan laki-laki cenderung menyukai perempuan cantik. Sebuah penelitian mengatakan bahwa perempuan yang memikat bisa secara nyata mengacaukan fungsi kognitif seorang pria. Adalah hal yang wajar mengagumi kemolekan tubuh perempuan. Namun ini hal yang paling utama dan penting: “jika seorang perempuan sungguh-sungguh mengasihimu, maka ia akan menginginkan yang terbaik bagimu di dalam Kristus. Ia pasti akan menahan diri dari keintiman fisik yang tercela. Ia pasti tidak akan mencela, menggoda, atau menarikmu menjauh dari Allah.”
Gary menulis: “betapa menyedihkannya berbicara dengan para pria yang berpikir bahwa pacar mereka yang secara seksual aktif saat ini juga akan aktif secara seksual ketika sudah menjadi istri, semata-mata  karena sedang berada di awal masa-masa hubungan, di mana gairah seksual masih begitu tinggi. Padahal masalah satu-satunya adalah menguasai godaan itu bukan menurutinya. Jika hubungan pacaran anda dipertahankan oleh dosa, lalu apa yang akan mempertahankan kehidupan pernikahan anda? Jika pacar anda berlaku egois semasa pacaran – ingin berhubungan seks karena ia ingin seks dan menginginkannya sekarang juga, tak peduli apakah anda akan menikahinya atau tidak – lalu mengapa anda pikir dia tidak akan berlaku egois ketika menjadi istri?” (p. 44)
Hubungan seks sebelum menikah adalah dosa yang membunuh dan menindas keintiman seksual setelah menikah. Hukum tatanan berkata: tidak boleh ada seks di luar pernikahan dan harus ada lebih banyak seks yang memenuhkan jiwa setelah pernikahan. Jika seseorang tidak bisa menaati Allah di hal pertama bagaimana ia mampu menaati Allah di hal kedua? Itulah sebabnya, lelaki lajang, ketika mencari pasangan hidup, Allah menginginkan seorang lelaki menemukan seorang perempuan yang mencari dahulu kerajaan Allah saat ini juga. Temukan seorang perempuan yang mengejar kekudusan saat ini juga. Jika ia bukan jenis perempuan yang mendasarkan hidup pada misi kudus saat kamu berpacaran dengannya, apa yang akan membuatnya menjadi seorang perempuan yang mengejak kekudusan setelah menikah?
Temukan seorang istri saleh yang termotivasi oleh Allah, bukan oleh hasrat pribadinya. Jadi, jika seorang perempuan termotivasi oleh Allah dan mendengarkan Allah, ia akan terus mengasihimu karena ia sendiri telah menerima kasih dan motivasi dari Allah. Ada saat dimana kamu sama sekali tidak mudah dicintai. Jika istrimu di masa mendatang tidak termotivasi oleh Allah, maka tidak ada yang tersisa dari dirimu untuk membuatnya tetap berminat mencintaimu. Jadi, carilah seseorang yang benar-benar serius mengikut Tuhan. Menikahi seorang perempuan cantik adalah berkat yang tidak dapat diingkari tetapi menikahi seorang perempuan saleh adalah anugerah yang perlu dikejar.
Namun, ini faktanya, banyak perempuan memasuki pernikahan terutama karena idealisme romantis sedangkan banyak laki-laki melakukannya karena alasan kertertarikan seksual. Karena itulah Yesus mengajar kita untuk melangkah ke pernikahan karena dasar kekal: mencari kerajaan Allah dan kebenarannya. Ia mendesak kita untuk menemukan seorang yang bersamanya kita mampu berbagi misi hidup berdua, bukan sekedar perasaan mabuk kepayang; mencari seseorang yang akan menginspirasi kita menjalani hidup saleh, yang akan mengoreksi ketika kita tersesat, yang akan mengampuni ketika kita melakukan kesalahan, dan yang akan memberi semangat dan hikmat ketika kita tidak yakin ke mana akan melangkah.
Pertanyaan refleksi untuk bagian ini adalah:
Ø  Bisakah orang ini berjalan bersama saya menuju Tuhan?
Ø  Akankah orang ini membantu saya berlari dalam pertandingan iman yang sudah disediakan bagi saya atau justru menjadi seperti jangkar yang terus menerus menarik kaki saya?


Rabu, 23 April 2014

#Chapter4a Carilah Laki-laki Saleh



Haii... apa kabar? Berharap sih tulisan-tulisan dari buku #TheSacredSearch ini banyak yang membacanya. Kali ini kita memasuki bagian ke-4. Pembicaraan mengenai perempuan saleh dan laki-laki saleh. Tapi sebelum kita berpikir tentang pasangan hidup saleh seperti apa yang kita inginkan, ada kalimat yang bagus dari Gary dan memiliki harga mati untuk diterapkan, “bagian dari menemukan orang yang tepat untuk dinikahi adalah pertama-tama menjadi orang yang tepat itu sendiri.

  1. Kesalahan yang Memikat *carilah laki-laki saleh* è |catatan bagi perempuan|
         Kebanyakan perempuan lajang tidak mencari pasangan karena karakternya melainkan mencari lelaki yang dengannya ia merasa ‘jatuh cinta’. Ketika perempuan jatuh cinta, mereka akan memaafkan setiap kesalahan yang ada pada pacarnya untuk mempertahankan hubungan. Mereka dengan begitu cepat membenarkan perilaku buruk sang kekasih dan berjuang menjelaskan mengapa kekasihnya berlaku begitu. Hal yang justru akan sangat berbeda ketika sang kekasih yang berperilaku buruk itu berhasil dinikahi. Seorang istri akan memberitahu seluruh dunia betapa buruknya suaminya dan mencari simpati dari banyak orang karena ia harus hidup bersama dengan si brengsek seumur hidupnya.
         Bagaimana jika yang terjadi adalah kebalikannya? Seorang perempuan lajang dengan bijak berdiskusi sungguh-sungguh dengan sahabat-sahabatnya, keluarganya, mengenai kelemahan kekasihnya sehingga mampu membuat keputusan bijak. Lalu para istri mempertahankan sungguh-sungguh kehormatan suaminya sehingga menciptakan pernikahan yang abadi.
         Setiap perempuan menikah jika diberi kesempatan untuk menasehati perempuan lajang mereka pasti akan mengutarakan hal ini: “temukan seorang lelaki yang memiliki karakter kuat dan bertumbuh di dalam Tuhan serta mengejar kekudusan. Ini adalah karakter yang dinilai paling tinggi oleh para perempuan yang sudah menikah.” Namun justru disinilah letak kelemahan utama perempuan lajang, “ya... memang sih, tapi dia juga bla... bla... bla... nanti kan bisa berubah...”. terlalu banyak perempuan lajang meremehkan kelemahan karakter serius bahkan ketiadaan iman pacar mereka. Mereka menghabiskan begitu banyak waktu untuk menutup-nutupi kesalahan pacar dan berusaha agar kelemahan-kelemahan itu dapat diterima oleh sahabat-sahabat dan keluarganya. Pertanyaan pentingnya adalah: “apa hal yang paling kamu inginkan dari pasanganmu sepuluh tahun dari sekarang? Ketika sudah memiliki anak-anak, rumah, menjalani hidup bersama dan saat perasaan mabuk kepayang telah sirna?” pertanyaan ini hanya dapat dijawab oleh kita secara pribadi. Tanyakanlah ke dalam hati kita yang paling dalam.
         Empat kualitas seorang suami yang diidamkan seorang perempuan menikah adalah 1) seorang suami saleh, 2) memiliki selera humor, 3) menjadi seorang ayah yang terlibat penuh dengan keluarga, 4) memiliki etika kerja kuat. Tetapi justru kualitas ini menempati urutan terakhir dari kriteria yang dibuat oleh perempuan lajang. Urutan pertamanya adalah seorang laki-laki yang membuat perempuan klepak-klepak, terpesona pada lelaki pemimpi yang banyak impian ketimbang seorang pekerja yang berjuang mewujudkannya, atau chemistry seksual jangka pendeka daripada seseorang yang memegang kata-katanya dan menjalani cara hidup terhormat. Kalau kita sedang jatuh cinta, apa yang paling kita inginkan? Pasti seseorang yang membuat jantung kita berdebar-debar, tangan berkeringat, gairah seksual mendidih. Sementara perempuan menikah menginginkan agar suaminya adalah orang yang bisa diandalkan, yang selalu ada setiap hari baginya dan anak-anaknya, dan yang selalu mengisi rekening di bank tiap bulan.
         Kadang-kadang perempuan lajang juga sangat mudah terpikat oleh posisi sosial seorang lelaki *pelajaran bagi saya secara pribadiJ*. Mungkin ia kaya, pemimpin pelayan di gereja. Tapi kenyataannya adalah nantinya kita akan menikahi ORANG bukan POSISI SOSIAL. Beberapa orang justru kikir, yang menghabiskan waktu di gereja belum tentu adalah orang saleh. Karena itu, jangan ijinkan posisi sosial seseorang membuat kita tertipu dan tidak mengenal karakter pacar dengan serius.
         “... pilihlah ... orang ... yang penuh dengan Roh dan hikmat ...” (Kis 6:3). Ini adalah pemimpin yang ideal bagi sebuah rumah tangga. Orang yang dipenuhi Roh Kudus, yang hidup bagi Allah dan Allah hidup di dalam mereka, orang yang penuh hikmat. Kita tidak akan pernah menyesal jika membuat pilihan berdasarkan fondasi ini. Apakah ayat ini berlaku bagi pacarmu saat ini? Jika tidak, apakah kamu yakin ingin membangun sebuah keluarga bersamanya?

Senin, 21 April 2014

#Chapter3 Rentan dan Bodoh



Allah menciptakan otak kita dengan sangat unik dengan fenomena mabuk kepayang dan jatuh cinta. Kita bisa tergila-gila pada seseorang untuk jangka waktu yang cukup lama sekitar 12-18 bulan atau bahkan lebih. Namun biasanya fenomena ini hanya bertahan paling lama 2 tahun dengan intensitas yang tidak sama seperti sebelumnya. Allah memang tidak merancang otak kita untuk menyimpan hormon tergila-gila dalam jangka waktu lama.
Na, bagaimana kita tahu bahwa kita sedang tergila-gila terhadap seseorang? Dr. Helen Fisher mengungkapkan beberapa fakta yang dapat membuktikan bahwa kita sedang tergila-gila:
*      Sang pencinta fokus pada sifat-sifat baik dari pihak yang dicintai dan meremehka atau menganggap enteng kelemahan-kelemahannya
*      Orang yang tergila-gila mengalami kelebihan energi, hiper-aktivitas, sulit tidur, fenomena impulsif, euforia, dan perubahan mood cepat
*      Salah satu atau kedua belah pihak mengembangkan perasaan mendalam untuk mendahulukan kepentingan dari pihak yang dicintai
*      Gairah di dalam hubungan ditingkatkan, bukan dilemahkan oleh tantangan; semakin hubungan dikecam, semakin gairah bertumbuh
*      Kedua bela pihak yang saling mencinta menjadi semakin bergantung secara emosional pada hubungan
*      Kedua pihak yang terlibat mengatur ulang prioritas demi mempertahankan kontak fisik sebanyak-banyaknya, empati begitu kuat sehingga mereka bahkan ‘rela mati demi kekasih’
*      Orang yang tergila-gila memikirkan kekasihnya pada tingkat obsesif
*      Hasrat seksual begitu kuat dan hubungan ditandai dengan adanya sikap posesif ekstrem
Banyak peneliti menyimpulkan bahwa ketika kita jatuh cinta, otak bekerja sedemikian rupa sebagai sebuah idealisasi dari seseorang yang kita cintai. Kita berfokus pada sifat-sifat baik (padahal banyak diantaranya mungkin imajiner) dan membutakan diri pada sifat-sifat buruk (padahal banyak di antaranya terlihat jelas bagi orang lain). Kita mengidealkan orang yang dicintai untuk membuatnya menjadi jenis orang yang diinginkan. Dalam keadaan seperti ini, kita tidak berada dalam posisi yang sanggup membuat pilihan objektif jika semata-mata hanya mengandalkan perasaan. 

Ø  Tergila-gila pada perasaan tergila-gila

Seringkali jika mencintai seseorang, kita merasa bahwa setiap hal yang dibuatnya selalu benar di mata kita sehingga kita berkata: “dia sempurna, saya menyukai setia detail tentang dia, ia tidak memiliki kekurangan, justru apa yg menjadi kekurangannya menjadi benar di mata saya.” Hati-hati, disinilah titik rentannya. Jatuh cinta memang membuat seseorang memiliki tambahan energi luar biasa tidak peduli berapa usianya. Bahkan ada beberapa orang yang rela meninggalkan pekerjaan yang mapan, keluarga, rela menempuh perjalanan jauh untuk bertemu dengannya, bahkan ketika orang lain yang patut dipercaya tidak merasa yakin dengan orang yang kita cintainya. Ini yang disebut sebagai perasaan ‘tergila-gila’.  
Dr. Helen Fisher mengatakan lagi bahwa “cinta romantis itu memaksa dan sulit dikendalikan.” Lihatlah anak-anak muda yang dengan sangat mudahnya berkata: ‘rela mati demi cinta’ (ceileeehhhh....:p). Saat kita jatuh cinta hanya dua hal yang mampu memfokuskan pikiran kita: mendapatkan orang itu dan mempertahankannya. Otak tidak lagi dapat bekerja dengan baik untuk menilai secara objektif apakah orang itu pantas didapatkan atau layak dipertahankan. Disinilah peran orang-orang terdekat, keluarga dan sahabat. Kita sedang ‘tergila-gila’ sehingga tidak dapat berpikir objektif, yang kita lihat dari dia selalu ‘indah dan menawan’, jadi, adalah bodoh menolak mendengarkan pendapat orang terdekat kita yang tidak ‘sedang gila’ seperti kita. Kalau sudah begini, bukalah lebar-lebar telinga kita terhadap masukan orang terdekat dan bukalah mata lebar-lebar untuk melihat kekurangannya. Idelanya ketika kita siap berkomitmen dengan seseorang berarti kita siap hidup dengan kelebihan dan kekurangan yang ia miliki yang sudah diketahui sebelumnya.
Memutuskan untuk memulai kehidupan pernikahan dengan seseorang bukan juga perkara yang mudah. Ingat bahwa kita tidak dapat menikahi seseorang hanya karena alasan kita jatuh cinta padanya. Cinta pesona atau perasaan tergila-gila membutuhkan waktu paling tidak 2 tahun untuk menguji apakah orang yang sedang digilai adalah seseorang yang selama ini diidamkan. Kebanyakan perasaan tergila-gila bermuara pada sebuah keputusan yang gegabah. Disinilah diperlukan hikmat. Hikmat yang bersedia menunggu. Gary menulis begini:

“Setiap pembimbing pernikahan, bahkan, setiap orang menikah yang saya kenal – akan memberitahu anda bahwa jauh lebih baik kesepian dan masih lajang daripada kesepian dan sudah menikah. Obat bagi yang kesepian dan masih melajang hampir selalu lebih ringan dan lebih membawa harapan daripada bagi yang kesepian dan sudah menikah. Jika anda terburu-buru memasuki kehidupan pernikahan dan bangun di samping seorang pasangan yang membuat hidup menjadi sulit, anda masih harus tetap  hidup dengan kekecewaan yang sama hari demi hari. Alkitab tidak memberi klausa “upss.. aku terlalu buru-buru” bagi kita dalam hal pernikahan dan perceraian. Apakah anda memutuskan untuk tetap bersama seseorang yang tidak tepat hanya karena getaran romantis membuat anda begitu sulit melupakannya? Lalu menolak mengenal lebih jauh seseorang pribadi pasangan berkualitas luar biasa lainnya hanya karena anda tak bisa menunggu?” (p.35-36)

Jatuh cinta bagi seorang lajang adalah sesuatu yang harus dievaluasi, bukan seseuatu yang harus dituruti membabi buta. Jatuh cinta pada hakikatnya adalah obsesi otak yang sangat menyenangkan dan sangat nyata sekaligus bisa menjadi ilah palsu yang berbahaya.