Kamis, 26 Desember 2013

Selamat Natal :)

Finally, it's December 26, :)
Selamat NataaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaLLLLLLLLLLLLLL (^_^)

Menyenangkan mendapati diri di tanggal ini. Melewati minggu-minggu 'sengsara' (adven tepatnya) yang sangat padat. Tapi puji Tuhan hari ini sudah dapat menikmati liburan walau cuma beberapa hari sebelum berkhotbah tiga hari berturut-turut. Aku memilih menghabiskan beberapa hari libur ini di kota kecil yang menyenangkan, sejuk, penuh kenangan, Salatiga. Kota ini sangat cocok untuk menikmati waktu santai, bertemu teman-teman melepas rindu dan kepenatan, bertemu orang-orang terkasih dan menemukan inspirasi. Kota ini memang penuh kenangan, kota yang selalu dirindukan, kota yang membangkitkan semangat dan kekuatan. Kembalilah ke tempat dimana kamu merasa nyaman untuk menemukan inspirasi, kekuatan, dan kelegaan. Jalan-jalan sebuah kota, aroma tanah dan suasananya yang khas mampu menyuntikkan semangat lebih, apalagi jika kamu pernah memiliki kenangan manis tentang kota tersebut.

Banyak banget yang ingin kugoreskan selama beberapa hari ini, sayang, aku selalu tidak mempunyai cukup waktu untuk menulis. Kegiatan-kegiatan natal gereja yang begitu banyak menyita waktu, kegiatan sekolah yang juga padat. Namun, hari ini kesempatan itu datang juga.

Banyak peristiwa inspiratif terjadi belakangan ini. Tentang seorang bapak yang juga adalah pelayan di gerejaku. Bagiku beliau menginspirasi karena mengesampingkan rasa capek yang tidak sebanding dengan apa yang ia terima namun tetap setia pada komitmennya. Luar biasa. kalau aku adalah bapak itu, mungkin aku sudah terbaring di rumah sakit karena kelelahan namun aku tahu Tuhan menganugerahkan padanya kekuatan extra. Beliau bisa berada di beberapa kota dalam 1 hari untuk pelayanan. Beliau menunjukkan kerendahan diri luar biasa saat ia seharusnya juga punya hak yang sama untuk tampil di depan melayani Tuhan namun ia dengan rendah hati melayani seperti Andreas saudara Simon Petrus. 

Peristiwa inspiratif yang kedua adalah dari seorang muridku. Sebagai ujian praktek, aku meminta mereka menuliskan sebuah surat kepada orang tua mereka yang berisi ungkapan terima kasih atas kasih sayang orang tua dan janji untuk memberikan yang terbaik bagi orang tua. Seorang murid menuliskan surat yang bunyinya kira-kira seperti ini: "bapak, terima kasih karena sudah merawat dan membesarkan ****s sampai hari ini. Kalau nanti ****s tidak naik kelas lagi, ****s rela dititipkan di panti asuhan, ****s rela asal ada Tuhan yang menemani, ****s tidak akan sedih."  Aku membaca suratnya itu dan bertanya pada seorang teman guru: "apakah tahun kemarin anak ini tidak naik kelas?" dan jawabannya adalah "ya". Aku membaca ulang surat itu dengan air mata menetes di pipi. Bagaimana mungkin seorang anak dapat dengan jujur berkata demikian? Guru siapa yang tega membaca surat seperti ini? Belakangan aku tahu, ayah anak ini telah berumur 70an tahun sedangkan ibunya telah meninggal. Ayahnya hanya seorang pedagang kaki lima di pasar yang rindu melihat anaknya tumbuh besar. Bayangkanlah, betapa hancur hati ayah ini ketika anak semata wayangnya tidak naik kelas. Seandainya kamu menjadi ayahnya, perasaan tersayat semacam apakah yang muncul dalam hatimu ketika membaca surat itu? Sedangkan waktu pembagian raport dan ****s mendapat bantuan dari sekolah, sang ayah mengucapkan terima kasih sambil beruarai air mata. Hah.... sungguh tak tegah rasanya... Aku lalu termenung: hal baik apa yang telah kulakukan pada ****s di dalam kelas yang membuatnya merasa disayang, diperhatikan oleh gurunya? Aku merasa bersalah, menyesal, tak karuan. Aku ada bersama dia setiap minggu tapi 'lupa' memperhatikan dia secara khusus. Sungguh sebuah surat yang menggugah hati seorang guru sepertiku. Dalam hati aku berjanji, semester depan aku akan lebih memperhatikan dia. 

Mari lebih peka terhadap sekeliling kita, perlakukan mereka dengan spesial sehingga ketika berpisah dengan mereka, kita tersenyum karena telah melakukan bagian kita dengan baik...
seperti sebuah kata bijak: "orang akan lupa kata-kata anda, tapi mereka tidak akan lupa bagaimana anda memperlakukan mereka dengan istimewa".


Salam damai natal :)

Salatiga, December 26, 2013

Minggu, 08 Desember 2013

Se-simple ini

Pernah bosan atau lelah berjalan kaki terlalu jauh? 
Pernah mengeluh jika hendak ke gereja dan tidak ada yang menjemput atau mengantar?
Pernah bersungut-sungut dan marah karena keadaanmu yang tidak menyenangkan?
Kalau kamu pernah mengalaminya, semoga pengalamanku hari ini memberimu inspirasi
Jika belum, baiklah tulisan ini meneladankan sesuatu padamu

Aku gak tahu mengapa Tuhan membawaku ke tempat ini
Aku sungguh gak mengerti, mengapa Tuhan justru mengajakku berjalan berputar, 'merombak' semua rencana masa depan yang kususun sendiri dan justru membuangku ke tempat ini?
Mengapa Tuhan membawaku sangat jauh dari tempat yang 'potensial' menurutku?
Lalu menempatkanku di tempat yang dalam pandanganku sangat jauh dari 'potensial' untuk rencana-rencana yang kurancang sendiri...
Aku tidak pernah mengerti...
Aku bertanya setiap malam, aku berontak, aku marah (pada awalnya), namun aku sungguh tidak menerima jawabanNya...
Sampai ketika suatu hari, seorang dosenku mengatakan kalimat ini ketika beliau berkunjung ke tempatku: "saya menemukan Tuhan di tengah-tengah persekutuan di tempatmu, tidakkah kau merasakan hal yang sama?"
Aku terhenyak... Aku sama sekali tidak menyadarinya apalagi merasakannya...
Lalu dosen itu berkata lagi: "saya tahu Tuhan hadir ketika saya melihat senyum keakraban terpancar di wajah-wajah orang di tempatmu, saat pertemuan yang terjadi bukan sebatas transaksi, dan orang-orang bisa saling memperhatikan."

Aku mulai merenungi kalimat-kalimat ini.
Benarkah Tuhan hadir di setiap pertemuan kami?

Mengapa aku begitu bodoh hingga gak menyadarinya?
Dan penyadaran demi penyadaran sungguh menggelitik hatiku. Hanya dengan sedikit lebih peka aku dapat merasakan kehadiran Tuhan dalam setiap pertemuan yang ada. 
Tuhan hadir dan aku bertemu denganNya melalui senyum manis di wajah mereka yang kulayani
Tuhan hadir dan aku bertemu denganNya melalui air mata beban berat di wajah mereka yang kulayani
Tuhan hadir dan aku bertemu denganNya melalui tatapan tanpa pengharapan di mata mereka yang kulayani
Tuhan hadir dan aku bertemu denganNya melalui keteguhan hati mereka yang kulayani
Ya. Aku bertemu Tuhan saat mereka datang dan bercerita tentang semua perasaan di hati mereka

Hari ini aku bertemu Tuhan dalam rupa yang lain
Aku bertemu Tuhan dalam diri jemaat-jemaat sederhana di lereng gunung sumbing
Mereka sangat sederhana, sekolah saja  gak tinggi bahkan ada beberapa yang gak bisa berbahasa Indonesia. Namun mereka luar biasa. Ada sesuatu dalam diri mereka yang tidak kujumpai dalam diri orang-orang di kota. Sesuatu tentang kesederhanaan, kejujuran, apa adanya, ketulusan, kerendahan diri dan rasa saling menghargai. Sesuatu yang sudah lama hilang dan sangat jarang kutemui di kota. Ada damai saat duduk bersama, bercerita dan tertawa bersama mereka. Momen yang gak dapat dibeli dengan seberapa pun banyaknya uang kau miliki. 

Aku bertemu Tuhan dalam diri dua ibu-ibu yang rela berjalan kaki sejauh 9-10 km hanya untuk memuaskan kerinduan akan kesejukan firman Tuhan di hati mereka pada hari minggu. Mereka harus mulai berjalan pukul 05.00 dan tiba di gereja sekitar pukul 07.00 untuk mengikuti kebaktian pukul 08.30. Mereka harus menempuh perjalanan selama 2 jam. Mereka membayar mahal untuk sebuah kerinduan dan mereka melakukan perjalanan ini setiap hari Minggu.
Mereka tidak pernah mengeluh melainkan meminta kesehatan dari Tuhan untuk kuat berjalan kaki
Mereka tidak marah karena keadaan mereka namun justru bersyukur
Jarak yang jauh tidak pernah menyurutkan semangat dan kerinduan di hati mereka.

Apakah kamu pernah marah karena seseorang terlambat menjemputmu?
Pikirkanlah tentang mereka yang  berjalan kaki sejauh 9-10 km

Apakah kamu pernah berpikir untuk menyerah terhadap sesuatu hanya karena kamu merasa kamu gak mampu? 
Pikirkanlah tentang mereka yang  hanya meminta kesehatan agar kuat berjalan terus

Apakah kamu pernah bosan menumpang kendaraan yang sama setiap hari?
Pikirkanlah tentang mereka yang tak punya pilihan lain selain berjalan kaki

Apakah kamu pernah berpikir Tuhan gak adil terhadapmu?
Lalu bagaimana dengan mereka?
Pikirkanlah tentang mereka!

Berjalanlah selagi kamu mampu berjalan
Jangan muda menyerah
Jangan terlalu cepat kecewa
Jangan terlalu cepat mengeluh, keadaanmu mungkin saja jauh lebih baik dari orang lain

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Aku menyadari satu hal hari ini: AKU BERTEMU DENGAN TUHAN SORE TADI

Aku bertemu Tuhan melalui dua ibu pengikut setia Tuhan Yesus

Aku rasa aku tahu salah satu alasan, Tuhan menempatkanku di tempat ini => supaya aku bertemu Tuhan, berbincang-bincang denganNya di sepanjang perjalanan dan meninggalkan jejak kaki yang baik di tempat ini....


Se-simple ini mengikut Dia
:)



Tmg, December 08, 2013
@nonaRis

Jumat, 29 November 2013

November 30, 2013

Woaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa gak terasa ya udah mau Desember lagiiii
Hari ini 30 November 2013 => 1 bulan menuju tahun 2014. Tinggal buka mata tutup mata udah tiba di 2014. 

Perasaan baru kemaren merayakan natal, perasaan baru kemaren pulang liburan, perasaan baru kemaren sibuk-sibuk cari tiket pesawat. Udah hampir desember lagiii...Waktu bergulir terlalu cepat. 

Udah gak tahu sih mo nulis apa, tapi ya udah nulis apa aja...

Aku bersyukurrr bangetttt di bulan November.
Mengapa?
Karena aku dapat job baru di antara sekian banyak deadline di bulan Desember besok.

Yup... seorang dosen mengajakku dan beberapa teman untuk menulis buku ajar PAK bagi SD-SMA. Aku kebagian nulis buat buku ajar kelas IX. Dan gak tanggung-tanggung, nulisnya buat Penerbit Andi Offset Yogyakarta. Dulu banget, aku bermimpi suatu kali kelak aku bakal jadi penulis yang namanya tertulis di sampul depan buku dan  dipajang di tokoh-tokoh buku. Dan thanks God akhirnya kesempatan itu datang juga. Meski mungkin ini akan jadi satu-satunya buku yang aku tulis gpp yang penting aku udah pernah nulis buku. Jadi meskipun banyak buangettt kerjaan yang harus kutangani di bulan Desember aku tahu aku pasti bisa mengerjakan semuanya karena aku tahu aku bisa dan aku mengerjakan apa yang kusukai. 

Oh iya, buku untuk Andi Offset harus sudah dicetak tanggal 27 Februari 2014 sehari sebelum hari ulang tahunku.. Ya berasa sedang mempersiapkan kado ultah untuk diri sendiri :)
Ini teman-teman penulis #teol2008

Hal kedua yang kusyukuri adalah 'kesadaranku bahwa aku sekarang sudah bekerja'. Kelihatannya aneh ya? Iya aneh. Maksud kalimat di atas adalah kesadaran bahwa aku udah kerja dan menghasilkan uang sendiri itu baru terasa ketika bulan ini aku belanja untuk mama menggunakan uangku sendiri. Walaupun memang aku mengeluarkan uang yang tidak sedikit tapi aku bahagia banget. Untuk pertama kalinya dalam hidup aku merasakan gimana rasanya membelikan sesuatu untuk orang yang kamu sayangi dengan uangmu sendiri. Aku gak menyesal mengeluarkan uang sebanyak itu. Aku justru bahagia dan puas. Aku bisa membalas 0,00000000000000000 % dari kebaikan mama untuk selama ini. Sebuah penyadaran bahwa sekarang keadaan sudah harus berbalik: mama dan papa sudah memberi terlalu banyak sekarang saatnya mereka menerima pemberian dari anak-anaknya. Begini rasanya ya waktu mama papa berkorban terlalu banyak untukku :) 

Hal ketiga yang harus kusyukuri adalah berkat-berkat Tuhan yang telah menanti di bulan Desember ^_^

Aku belum tahu apa, tapi aku yakin di bulan itu ada kado spesial dari Tuhan.
Aku mau mensyukurinya di hari ini, 30 November 2013

Semoga visi ku di tahun tergenapi dan selesai di 31 Desember 2013...

Dan yang terakhirrr semangattttttt Natal
Semangatt sibuk-sibuk Natal
Semangat berkat Natal 


Tmg, November 30, 2013
@nonaRis

Kerendahan Hati

#Tulisan yang seharusnya diposting tanggal 13 November kemaren :)


Kemarin sore bertemu salah seorang dosen dalam sebuah kegiatan di kota ini. Dosen ini adalah salah satu dosen ter-favorit saya selain karena dia rada mirip papa saya, bijak, sangat pintar, ganteng dan gaya mengajar yang membuat saya tergila-gila dengan ilmu teologi. Dulu, sewaktu kuliah saya seringkali berdiskusi dengan beliau dan saya dibuatnya terpukau dengan pemahaman-pemahaman alkitab dan tafsirannya yang menggelitik hati dan menantang untuk berpikir kritis. Beliau juga dosen produktif, dalam rentang waktu beberapa bulan beliau sudah menerbitkan 4 buah buku teologi dengan muatan sangat berbobot. Beliau sangat welcome dengan mahasiswa/i. Satu dari beberapa dosen yang benar-benar menyediakan telinga bagi mahasiswa. 

Waktu memperkenalkan diri kemarin di kegiatan tersebut, saya sangat berharap beliau akan memperkenalkan diri dengan menyebut jabatan-jabatan yang pernah dijabat sebelumnya beserta kehebatan-kehebatan lainnya dan menyebutkan dimana beliau berkuliah dsb. Namun yang terjadi justru beliau sama sekali tidak menyebut jabat-jabatannya selain bahwa ia adalah seorang pendeta dan dosen. Dalam sharing tentang jemaat dimana ia menyebut berbagai hal yang telah dilakukannya di gerejanya, juga tidak terlihat ia menyebutkan jabatan penting dan peran pentingnya disana. Ia selalu memakai nama 'kami' yang berarti bahwa ia bekerja sama dengan orang lain.  Dosen ini sangat rendah hati.

Jarang menemukan orang yang tidak pamer dengan kelebihan kelebihannya, prestasinya, pendidikan yang tinggi dan karya-karya yang sudah dihasilkannya. Namun dosen saya ini menunjukkan dengan baik bagaimana bersikap rendah hati. Saya yang justru malu, saya berharap ia akan 'menyombongkan diri' seperti yang lazim dilakukan orang kebanyakan. Dia bukan saja rendah hati namun juga merendah. Kekaguman dan penghormatan yang dibangun orang lain terhadapnya justru lahir dari wibawa kesederhanaannya. Sepintas ia seperti bukan orang yang berpendidikan tinggi tapi sampai orang mendengar ia berbicara, orang akan sangat menghargai dan menghormatinya. Dia, benar-benar pendeta yang menunjukkan bahwa ia adalah pendeta sementara banyak pendeta lainnya 'gila hormat'.

Kamis, 21 November 2013

Ruang di Hati

Seseorang yang pernah singgah di hati sebenarnya tidak benar-benar pergi meninggalkan kita, mereka selalu punya tempat di salah satu sudut hati kita dan akan kembali memenuhi memori kita saat kita berada di setting suasana seperti dulu waktu kita masih bersama mereka. 

Jenis makanan, wangi parfum, harum kue, tempat akan sukses mengingatkan kita pada seseorang. 

Hari ini perbincangan seputar 'bubur ayam' mengingatkanku pada seseorang di masa lalu...

Ternyata perjalanan panjang telah kulalui untuk tiba di hari ini...

Kisah itu ada hampir di ujung jalan dari perjalanan panjangku...

Bubur ayam ini mengajarkanku satu hal: "banyak orang datang dan pergi dalam hidup kita, hanya mereka yang benar-benar meninggalkan kesan mendalam di hati kita yang kita ingat selalu => kebaikan, kepedulian, perhatian, kasih, dan sesuatu yang kita namakan cinta. Hanya mereka yang menunjukkan hal-hal ini pada kita yang menempati ruang-ruang di hati kita dan tidak pernah pergi..."

Terima kasih untuk seseorang di masa lalu itu...

Terima kasih 'bubur ayam'...



Tmg, November 21, 2013
@nonaRis

Selasa, 05 November 2013

Puncak Posong

Selamat siang.............. `\(^_^)/`
Ini postingan yang seharusnya ditulis semalam, tapi berhubung aku terlalu 'tepar' untuk menulis maka tulisan ini aku tulis saat ini. 

Segar, sejuk, indah, kagum, dan puas....
Itulah yang kurasakan ketika mendaki ke puncak POSONG, salah satu tempat wisata di Temanggung. Jalanan berbatu, udara sejuk beserta terpaan angin basah, pohon pinus dan cemara berjejer di tepi jalan seperti ditanam berbaris oleh pemiliknya, keceriaan dan wajah penuh sukacita di mata adik-adik sekolah minggu yang puas karena permintaan mereka untuk mendaki puncak posong dipenuhi, dan perasaan bebas berada di alam yang indah, semuanya menjadi pengalaman termahal sore itu. Sungguh sebuah suguhan terindah dari sang Pencipta. Canda dan gelak tawa adik-adik sekolah minggu menghapus lelah akibat perjalanan yang jauh dan menjadikan jarak yang harus ditempuh dengan berjalan kaki sejauh 3km itu menjadi enteng dan sangat dinikmati..... 
Namun, keceriaan itu terganggu oleh suara deru hujan yang semakin mendekat. Dan di luar perkiraan hujan pun turun dengan sangat derasnya padahal kami baru mendaki setengah perjalanan. Hujan deras itu hanya membutuhkan waktu 10-15 detik untuk membuat kami basah kuyup. Dan pengalaman yang paling jarang terjadi akhirnya terjadi. Aku tipe orang yang paling jarang menyerah tapi sore itu aku harus menyerah dan pulang alias turun dari pendakian karena hujannya yang sangat deras, angin pegunungan yang sangat kencang ditambah air yang mengalir deras turun ke bawah yang juga mengikuti jalan setapak yang kami ikuti. Dan aku sedang bersama dengan beberapa guru dan sejumlah adik-adik sekolah minggu. Mereka menggigil kedinginan sementara di samping kiri dan kanan hanya ada pohon-pohon padahal kami harus menempuh perjalanan menurun sepanjang kira-kira 1,5 km. Tapi aku belajar banyak dari adik-adik ini. Mereka semua menggigil kedinginan (walaupun sangat menyukai hujan tak urung juga kala itu aku menggigil kedinginan, telinga sakit, jari-jari tangan kaku) tapi mereka berjalan sambil bernyanyi dan tak sedikitpun mengeluh. Luar biasa! Mereka yang mendesak kami para guru sekolah minggu untuk mendaki puncak posong saat kembali dari acara Camp Rohani Anak di Wonosobo. Mereka berjanji untuk berjalan kaki dan siap menerima semua konsekuensi ketika mendaki. Mereka membuktikan janji mereka. Mereka tidak mengeluh sedikitpun melainkan tersenyum dan menikmati setiap pukulan hujan di tubuh mereka dan terpaan angin pegunungan yang sangat dingin. Senyuman di wajah gembira mereka membuat hatiku tenang. Mereka mampu bertahan di cuaca yang sangat dingin itu dan tetap memuji Tuhan. Lalu ketika hampir tiba di dekat bus yang kami tumpangi seorang bapak pemilik pick up memberi kami tumpangan. Semua masih menggigil kedinginan di dalam bus tapi mereka masih bersenda gurau menceritakan pengalaman seru di tengah hujan. Bahkan ketika di warung makan pun mereka masih tertawa lepas menikmati segelas teh panas. Ahh anak-anak ini mengajarkan dengan bijak bagaimana bertanggung jawab dan menikmati setiap detail perjalanan. 

"Hujan sederas apapun akan mendatangkan sukacita dan kegembiraan jika dinikmati"

Bahagia rasanya berada di tengah mereka :)



@nonaRis
November 06, 2013

Senin, 04 November 2013

BAGAIMANA RASANYA?!

Bagaimana rasanya disakiti?

Bagaimana rasanya diperlakukan tidak adil?

Bagaimana rasanya tidak dianggap?

Bagaimana rasanya dibeda-bedakan?

Bagaimana rasanya didiskriminasi?

Bagaimana rasanya jika kamu mengorbankan hampir seluruh tenaga dan waktumu untuk suatu hal tapi kamu tidak dihargai sesuai dengan pengorbananmu?

Bagaimana rasanya melihat kawan seperjuangan menerima apresiasi yang lebih dengan pengorbanan waktu & tenaga yang sama denganmu?

Bagaimana rasanya jika kamu merasa punya potensi tapi terdampar di tempat yang dalam ukuranmu sama sekali tidak potensial?

Bagaimana rasanya rasanya berada di tempat yang tidak kamu inginkan?

Bagaimana rasanya dieksploitasi?

Bagaimana rasanya terjebak di neraka?

Bagaimana rasanya menahan amarah?

Bagaimana rasanya menjadi marah?

Bagaimana rasanya bertahan?

Bagaimana rasanya DIPROSES DI PADANG GURUN oleh TUHAN?

Bagaimana rasanya DIASINGKAN dari tempat POTENSIAL oleh TUHAN?

Bagaimana rasanya DIBUANG ke 'babel' oleh TUHAN?

Bagaimana rasanya HARUS BERTAHAN di babel dan mengusahakan kesejahteraan kotanya?

Bagaimana rasanya HARUS MEYAKINI ADA MASA DEPAN YANG PENUH HARAPAN saat ENGKAU sedang berada di dalam PEMBUANGAN?

Bagaimana rasanya HARUS PERCAYA bahwa pemulihan dari TUHAN akan segera tiba saat ENGKAU sedang dalam semua posisi ini?

Bagaimana rasanya?

Bagaimana rasanya?

Bagaimana rasanya?

Bagaimana rasanya?

Hanya ENGKAU yang tahu

Sungguh hanya ENGKAU yang tahu

Karena hanya ENGKAU yang PERNAH MERASAKANNYA

BABEL mungkin TEMPAT BELAJAR

BABEL mungkin DAPUR KEMURINIAN

BABEL mungkin ANAK TANGGA AWAL MASA DEPAN YANG PENUH HARAPAN

Sabar dan tenanglah hai jiwa,

BABEL akan segera berakhir!

Ya! Segera berakhir!

Mungkin esok, mungkin lusa, mungkin bulan depan, mungkin tahun depan. 



@nonaRis
November 04, 2013


Jumat, 01 November 2013

Yaiiii Welcome November ^_^

Uyeeeeeeeeeeeeeee
Welcome November....
Bulan baru
Semangat baru
Berkat baru
dan tugas baru

Yup tugas baru
Akhirnya setelah beberapa bulan gak berdiri di mimbar bulan ini aku dapat tugas berkhotbah (ibadah minggu). Yeiiii senang.... Tugas ini akan menyadarkanku bahwa aku ini lulusan teologi yang tugasnya gak jauh-jauh dari berkhotbah. Terlalu lama gak berdiri di mimbar juga gak baik bagi kesehatan, wkwkkwkw kemampuan menafsir maksudnya. Dan aku menerima tugas pelayanan ini dengan senang hati, yeyyeye 17 November 2013

Kayaknya memang memasuki bulan November aku berkenalan dengan hal-hal baru. Gak tahu akan ada hal baru apalagi tapi yang jelas salah satu hal baru adalah menjadi Pemandu Nyanyian Jemaat (PNJ) di kebaktian minggu besok. Hayoeeee... kalo urusan nyanyi aku memang harus mengakui aku sangat lemah di bidang yang satu ini. Kalo suruh ngajar, khotbah, liturgos gak papa deh asal jangan nyanyi tapi ini tugas dan gak ada salahnya mencoba hal yang baru. Latihan tadi sih sudah cukup baik, mari berharap besok berjalan dengan baik. Dan sepertinya aku memang harus berdoa banyak-banyak. Gak lucu kalo berdiri di depan tapi gak tau lagu kan...

Btw aku punya pengalaman  seru hari ini yang diatur Tuhan dengan begitu kerennya. Aku berlatih di gereja hingga jam 21.00 tadi lalu pulang dan mendapati rumah terkunci sedangkan aku gak membawa kunci, hp dua2 mati, dan gak kenal tetangga satu pun. Jadilah aku duduk di di depan rumah menikmati malam. Karena gak ada kerjaan aku memilih untuk menghayal, berjelajah dengan pikiranku sendiri memikirkan akan berkhotbah apa untuk persekutuan Lansia besok senin. Memang kalo mo dipikir-pikir aku gak punya cukup waktu, besok padat, minggu apalagi (paginya ibadah syukur HUT GKI Tmg & sorenya puncak perayaan) jadi gak mungkin aku bisa mempersiapkan khotbah untuk hari seninnya, Tapi memang Tuhan keren, tahu  saat yang tepat memberi inspirasi, ketenangan, tempat yang nyaman untuk berimajinasi dan yang paling utama menyediakan 1 jam berkualitas untukku. Waktu yang mungkin gak seberkualitas tadi jika aku gak lupa bawa kunci. Aku mengambil sebuah pena dan kertas dari dalam tas dan mulai menuangkan pikiran-pikiranku lalu jadilah 1 khotbah untuk besok senin dalam waktu 1 jam. Tugasku selesai dan ibu belum juga pulang lalu aku iseng memeriksa kotak koran siapa tahu ibu meninggalkan kunci di situ dan ternyata benar di sana ada kunci. Waktu lihat kuncinya aku cuma senyum lebar dan bilang: Aiiihhh Tuhan, Engko memang pandai bercanda, makasih su kasih waktu indah buat sa bikin khotbah sampe selesai. Tuhan memang sengaja menggerakkan  hatiku memeriksa kotak koran setelah khotbahnya selesai kubuat. Ahhh Tuhan, Engko memang kerennnnn (y)

Selamat malam Tuhan yang kerennnn
^_______^



@nonaRis
November 01, 2013

Kamis, 31 Oktober 2013

Yaiiii it's October 31, 2013

Yaiiiiiiiiiiiii \(^_^)/

It's October 31, --feeling happy --

Akhirnya tiba di tanggal ini juga, #tantanganmenulis31hari berakhir dengan indah. Hahh.... Akhirnyaaaa...........

Legah

Puas

Bahagia

Fiuhhhhhhh......!!!!!!!!!

Senangnyaaaaa........

Wow... gak nyangka ya? 2 bulan lagi udah Natal aja. 
Tapi aku mo cerita bagaimana perjalanan menuju puncak ini bisa berhasil. Hari-hari pertama aku sangat bersemangat, suka senyum sendiri ketika sedang jalan aku sibuk memikirkan mo nulis apa nanti malam, aku kurangi jam tidur, bela-belain tidur jam 11/12 malam hanya untuk menulis, kalo pas lagi niat aku bongkar-bongkar buku teologi, rela membaca berjam-jam, masuk kamar lebih awal untuk menulis, rela membawa laptop ke perkemahan (jambore dan perjusab) hanya untuk menulis blog malam harinya, secapek apapun dari pelayanan aku masih berusaha menahan kantuk hanya untuk nge-blog walopun cuma bisa posting lirik lagu atau puisi singkat, tapiiii........ semua pengalaman ini sungguh jadi cerita indah, pengalaman-pengalaman berharga, walo pun harus aku akui tantangan ini aku kerjakan justru di bulan tersibukku di tahun ini mulai dari kegiatan sekolah => UTS, jambore, perjusab, kegiatan gereja => rangkaian acara HUT gereja: Ibadah Musikal Remaja, KKR Anak, KKR umum, dan Puncak Perayaan besok tanggal 3 Nov besok ditambah segala persiapan acara dan latihan-latihan di gereja. Bulan ini aku benar-benar menghabiskan waktu di sekolah dan di gereja. Bagaimana tidak? Senin-Jumat jam 6.45-14.30 di sekolah & 17.00-21.00an di gereja dengan weekend juga full di gereja, 

tapi ...............

#tantanganmenulis31hari ini justru membuatku dapat berefleksi setiap hari. Aku menemukan banyak hal baru. Hal tentang diriku yang justru baru kuketahui ketika aku menulis, aku mengenal diriku dengan lebih baik walopun memang belum tuntas, aku tahu keinginan-keinginanku, aku tahu kekuranganku, aku tahu kelebihanku bahkan aku menemukan hal yang belum pernah kutemui selama ini: kebebasan menjadi diriku. Aku bebas berekspresi tanpa harus melihat bagaimana orang lain menilai aku, aku berani keluar dari zona nyamanku. Tulisan-tulisan kita mungkin memang tidak banyak menginspirasi orang lain tapi paling tidak ini sukses menginspirasi diri kita sendiri. Dan ini yang kurasakan. Aku terpinspirasi melalui tulisan-tulisanku sendiri. Setiap kali aku marah, kecewa, gagal atau sedih aku membuka kembali file-file-ku dan menemukan kekuatan dan inspirasi baru di sana. Terutama mengenai gambar diri dan cara kita menghargai diri sendiri.  Tiga tulisanku ini benar-benar kuhidupi selama bulan ini.. Kalo belum baca, baca aja di link ini 

Sebenarnya, ketika menulis banyak hal di blog ini tidak berarti bahwa aku telah melakukan semuanya, aku menulis untuk lebih mengingatkan diriku sendiri, melatih diriku, dan menemukan kekuatan baru. Terima kasih buat kak @elva yang sudah mengajakku mengikuti tantangan ini. Aku merasa bahwa aku hari ini sangat berbeda dengan aku bulan lalu. 

Aku gak akan berhenti menulis. Sebab ini terapiku dalam diam: murah, manjur, membebaskan dan aku menikmatinya. 

Terima kasih pada Tuhan untuk Oktober indah ini :)

Berikut aku melampirkan foto-foto kegiatanku selama bulan ini :)

Ibadah Musikal Remaja

KKR Anak Sekolah Minggu

KKR Umum GKI Temanggung


PNJ KKR Umum

KKR Anak SM

Narsis ria

Rabu, 30 Oktober 2013

Merantau

Flobamora tanah airku yang tercinta
Tempat beta dibesarkan ibunda
Meski sudah lama jauh dirantau orang
Beta ingat mama janji pulang e...

Biarpun tanjung teluknya
Jauh terpele nusaku
Tapi slalu terkenang di kalbuku
Anak Timor maen sesando
Dan menyanyi bolelebo
Rasa girang dan berdendang pulang e...

Hampir siang beta bangun sambil menangis
Mengenangkan Flobamora lelebo
Rasa dingin beta ingat dipangku mama
Air mata basah pipi sayang e...

Biarpun tanjung teluknya
Jauh terpele nusaku
Tapi slalu terkenang di kalbuku
Anak Timor maen sesando
Dan menyanyi bolelebo
Rasa girang dan berdendang pulang e...

Baru saja mendendangkan lagu ini di gereja tadi seusai KKR umum. Seorang kakak yang berasal dari NTT menyanyikan lagu dan aku mengikutinya bernyanyi. Seorang tante yang juga berasal dr NTT malah berlari-lari ikut menyanyi. Wah.......... lagu ini sukses 'menyadarkanku' bahwa aku masih merantau di tanah orang. Pertanyaan "kapan pulang?" perlu menjadi refleksi khusus. Kapan ya? Aku gak tahu tapi aku juga pengen pulang berkarya di tanahku, Sumba. Ingat tanah kelahiran, ingat mama papa. Baru sadar aku udah merantau hampir 6 tahun, ckkckckc. 
Semoga suatu saat yang indah perantauan ini berakhir.
Menyelesaikan semua tugas dan tujuan merantau lalu pulang bawa hasil,

Meski sudah lama jauh dirantau orang
Beta ingat mama janji pulang e...

Mama papa memang masih menantikan janji, janjiku untuk pulang....
sabar ya ma, pa :)
beta pasti pulang ^^

@nonaRis
October 30, 2013

Selasa, 29 Oktober 2013

Happy B'day Dear Sisters

Happy b'day to you
Happy b'day to you
Happy b'day happy b'day
Happy b'day dear aciid and navin 

(bayangkanlah lagu ini sedang saya nyanyikan dengan suara merdu saya :p wkwkkwkw)
Yup. Hari ini adalah hari istimewa buat kedua saudari terkasih ini. Mereka merayakan ulang tahun masing-masing ke-23 dan 19. Yang satu sahabat terbaik, yang lainnya adik kandung terkasih. Mereka berdua ini merupakan perempuan-perempuan hebat. Apa hebatnya?
Here we go....
Namanya Astrid Bonik Lusi. Lebih sering dipangging aciid, as, bonik, lusi (banyak banget yaaa). Suka panikan, cerewet, hobi ngatur2 (cocok banget di sie acara dalam kepanitiaan), jiwa kepemimpinan tinggi, rela belajar sekeras-kerasnya supaya bisa bersaing dari yang lain ato agar tetap mempertahankan posisi (dan memang benar, kayaknya selama kuliah nilaiku selalu di bawah nilai dia :p), jiwa pelayanan tinggi, kalo belanja boros, hobi banget belanja baju tapi kadang suka salah berpakaian, contohnya atasan dan bawahan modis banget, kakinya pake sandal jepit dan biasanya ini style dia kalo ke kampus, hahhahaha. Hobi banget gonta ganti gaya rambut. Dia ini pekerja keras, gak akan berhenti kalo belum berhasil, dari dia aku belajar 'belajar sekeras-kerasnya, berserah sepenuh-sepenuhnya'.  contohnya, kalo pas dia sedang gak belajar karena keadaan memang gak memungkinkan dia akan berdoa sungguh-sungguh dan yakin banget kalo ujiannya dibatalkan dan memang benar, dalam beberapa kasus memang doanya selalu terkabul. Tapi dia juga keras kepala, sekali ngotot tetap ngotot apalagi kalo dia yakin itu benar tapi juga gak segan-segan minta maaf kalo ternyata dia salah. Saat ini dia sedang belajar dan berjuang mengalahkan  standar tinggi yang dipasang oleh dirinya sendiri. Dan yakin deh, dia gak akan berhenti sebelum standarnya ini dia capai. Dia juga sahabat terbaik, tempat curhat paling aman, tepat, dan selalu menginspirasi dengan masukan-masukan yang segar. Bersama dia aku belajar melihat dunia sekeliling dengan berbeda apalagi jika kami sedang berdebat. Dia orang pertama yang mengajarkanku bahwa berteman dengan orang pintar bukan untuk bersaing tapi untuk bersinergi, membentuk kekuatan, belajar bersama dan saling melengkapi. Aku sungguh menikmati 4 tahun lebih berkuliah tanpa sikap kompetitif seperti di SMA. Aku belajar berdoa bersamanya saat kita merasa kalah, tidak mampu, gagal dan belajar bagaimana menerima kekalahan dan menari-nari di atas rasa sakit yang kami alami serta menjadi sembuh karenanya. Dia adalah partner doa yang luar biasa. Paling mengerti jika aku sedang galau dan jarang sekali membantah saat aku bercerita hanya dari sudut pandangku. Ahhhh ternyata aku merindukan sahabat satu ini. Sudah lama kami berpisah. Semoga suatu saat bisa bertemu lagi. Selamat ulang tahun Astrid Bonik Lusi. Selamat berjuang. Wishing u all the best. God bless you in everything you do.

Dan yang ini adalah Hanavin Wolla Wunga, adik terkasih. Aku kangen dia. Pengen peluk dia saat ini dan bilang selamat ulang tahun tapi apa daya terlalu banyak kesibukan di sini. Dia ini juga keras kepala, cerewet, suka debat, gila belajar, pencinta kimia dan biologi, tapi gak suka lihat darah (aneh). Pekerja keras seperti Astrid, jangan harap dia akan berhenti sebelum apa yang ia perjuangakan ia dapat, pantang menyerah, paling cuek dengan penampilan, contoh => paling jarang bedakan, apalagi makeup (widihhh kalo sampe dia makeup itu berarti dunia sedang gak berputar di porosnya), kayaknya gak punya rok kecuali rok panjangnya untuk ujian di kampus :p, dan sangat sangat tomboi, suka cowok tapi kayak gak suka (aneh to? padahal cowoknya juga kasih sinyal, ckckkckc). Tapi yang paling aku kagumi dari dia adalah pintarnya dia mengelola keuangan, santai menjalani hidup, dan pejuang. Mengenai jiwa pejuangnya ini, aku paling senang memanas-manasi dia untuk mengikuti jejakku, hahahhaha. Waktu aku SMA dan dia SMP, aku mewakili sekolahku untuk mengikuti Olimpiade biologi ke tingkat provinsi di Kupang. Aku pamer-pamer pada dia (maklum itu kali pertama aku ke kupang). Waktu ngantar aku ke bandara, dia bilang dalam logat sumba: "kak ris tunggu ee, sa ju bisa pi kupang, kak ris pikir kak ris sa yang bisa? sabar sa, sa akan belajar ju, pokoknya sa harus pi kupang lebih banyak dari kak ris" aku membalasnya: "coba sa, kalo bisa." Dan ternyata aku baru sadar dia memang seorang pejuang. 1 tahun kemudian dia benar-benar membuktikan kata-katanya ketika dia mewakili SMP-nya untuk mengikuti Olimpiade Biologi ke Kupang padahal selama SD dia gak terlalu menonjol di kelas. Langsung pandanganku berubah. Ternyata dia punya jiwa pekerja keras, jadilah aku semakin memanas-manasi dia. Sampai SMA pun dia masih sering ikut lomba dan benar aku memang benar-benar kalah dari dia karena aku cuma olimpiade Biologi tapi dia malah mencoba Kimia setelah menurut dia 'bosan' dengan Biologi dan pengen mencoba yang lebih menantang, ckkckck.
Waktu aku jadi asdos aku manas-manasi dia, karena aku tahu suatu saat dia pasti akan sampai di titik itu juga. Dia benar-benar mempraktekkan kalimat ini: "kalo orang lain bisa, kenapa saya tidak??"
Well, selamat panjang umur lawe sayang. wish u all the best. Setiap kerinduan di hati serahkan sama Tuhan, Tuhan tahu kapan harus menjawab semua kerinduan itu. Terus berjuang yaaa... Mimpi ke Oxford University semoga bukan cuma mimpi suatu saat nanti. God bless you lawe sayang :*


@nonaris
October 29, 2013

Senin, 28 Oktober 2013

Ku didekap erat

Hai... hai...
Selamat malam bagimu yang kebetulan mampir ^_^
Aku baru saja diterapi oleh Tuhan lewat lagu-lagu KJ, NKB, dan PKJ. Tadi aku latihan nyanyi untuk KKR jemaat tanggal 30 & 31 Oktober besok dan lagu-lagunya benar-benar menyentuh hati. Memberi semangat untuk tetap melayani, tetap berjuang dan pantang menyerah. Lagu-lagu itu menyadarkanku bahwa aku gak pernah berjuang sendiri. Ada Yesus bersamaku. Dan ini hal yang paling sering kulupakan. Salah satu lirik lagu yang paling menyentuh adalah NKB 128:1-4
  1. Ku berserah kepada Allahku
    di darat pun di laut menderu.
    Tiap detik tak berhenti,
    Bapa sorgawi t’rus menjagaku.
  2. Mawar di taman dihiasiNya,
    elang di langit pun dipimpinNya.
    Dia tentu besertaku,
    Bapa sorgawi t’rus menjagaku.
  3. Kepada Tuhan aku berserah,
    di gua singa , saat disesah.
    Dalam erang atau senang,
    Bapa sorgawi t’rus menjagaku.
  4. Meski berjalan di lembah gelap,
    Gembala baik membimbingku tetap.
    ‘Ku dihentar dan tak gentar,
    Bapa sorgawi t’rus menjagaku.
Refrein:
‘Ku tahu benar ‘ku dipegang erat,
di gunung tinggi dan samudera;
di taufan g’lap ‘ku didekap.
Bapa sorgawi t’rus menjagaku

Sewaktu menyanyi tadi aku menyadari satu hal => Tuhan membiarkanku melintasi gunung tinggi (gunung persoalan), mengarungi samudera (lautan tantangan) dan mengijinkanku berjalan dalam kegelapan (merasa sendirian) tapi tetap mendekapku. Wow.... adakah tempat ternyaman lainnya selain berada dalam dekapan seseorang? Tidak ada! Bayangkanlah Tuhan mendekapku dalam gelap. Ini sungguh luar biasa! Dia membiarkanku pergi jauh, berlayar dan mendaki serta menuruni lembah tapi selalu berjaga-jaga di sekelilingku bahkan siap selalu mendekapku jika keadaan mencekam.

Aku jadi  mengingat seorang jemaat yang sepertinya sangat 'sensi' terhadapku. Dia selalu memperhatikanku, mencari kesalahanku, dan baru akan puas jika sudah berhasil membuatku kalah atau dipermalukan. Dia gak mau terlihat bodoh, sepertinya memang senang dengan pengakuan, dan selalu melihat mahasiswa/i teologi sebagai pribadi yang sombong dengan ilmu teologinya. Awalnya aku sangat membencinya, aku gak suka dengan caranya, aku bahkan tak ingin bertemu dengannya. Namun, setelah tadi menyanyikan lagu di atas aku mengubah cara pandangku, dia Tuhan kirim sebagai gunung, samudera, taufan gelap supaya aku dilatih Tuhan menjadi tangguh. Dia Tuhan kirim sebagai alat untuk membentuk karakterku, melembutkan hatiku. Lalu aku tiba pada kesimpulan yang indah ini => Berterima kasih bagi mereka yang 'mengkritik', 'mencari-cari' kesalahan bahkan 'membenci' kita mereka menghabiskan banyak waktu mereka untuk memperhatikan kita, mereka hanya tidak tahu bagaimana menyampaikan perhatian dengan lebih ramah. Mereka membantu kita melihat kekurangan-kekurangan kita dan membantu kita membentuk kekuatan untuk tahan uji dan memberi kita 'kesempatan' untuk berefleksi menuju arah yang lebih baik. Sungguh, mereka hanya tidak mampu menyampaikan perhatian dengan lebih ramah...

Memang orang-orang 'sulit' Tuhan tempatkan di sekitar kita agar kita belajar melihat keindahan dari sisi yang lain.


@nonaRis
October 28, 2013


Minggu, 27 Oktober 2013

Au Tungga Lama Tuak

Au tungga lama Tuak
Au tungga lama Tuak
losa dona neu,

leo mae au susah
susah daek bafok ia
au tungga lama Tuak

losa dona neu.

Pernah dengar lagu di atas?
Mungkin pernah mungkin juga asing karena bukan bahasa indonesia
tapi kalo dalam bahasa indonesia aku yakin kalian pernah dengar


Saya mau ikut Yesus 
Saya mau ikut Yesus 
sampai slama-lamanya

Meskipun saya susah
menderita dalam dunia
Saya mau ikut Yesus
Sampai slama-lamanya 


Tahu, kan?
Pasti dong :) *maksa*
Aku sering banget nyanyi lagu ini dan tiap kali aku nyanyi aku selalu terharu. Betapa indahnya ikut Yesus, walaupun susah tapi tetap ikut Yesus. 
Hari ini di KKR anak lagu ini kembali dinyanyikan saat Pdt. Diana mendoakan anak-anak dan guru-guru melantunkan merdu lagu ini. Jadi benar-benar terharu dan membayangkan bahwa bahu Tuhan selalu disediakan dan diberikan bagi mereka yang mau ikut Dia.

Ini yang kurasakan hari ini
Mengapa?
karena harusnya aku lelah, capek, mungkin 'masuk angin' tapi malah gak sama sekali justru aku segar dan bisa ikut acara KKR anak tanpa sakit apa pun. Bagaimana tidak, dari hari Jumat aku ikut perjusab sampe sabtu, pulangnya teler banget trus tadi pagi jam 06.00 ke gereja dan baru pulang rumah jam 19.30, jadi MC KKR anak dengan belum mandi, seharian di gereja gak pulang-pulang. 

Tapi ajaibnya, aku justru menikmatinya, mungkin ini yang namanya AU TUNGGA LAMA TUAK
benar-benar ditopang dan diberi kesegaran oleh Tuhan. 
Secapek apa pun aku justru Tuhan beri kekuatan dan kesegaran.
Apalagi melihat wajah-wajah ceriah adik-adik sekolah minggu yang antusias dan betah duduk manis selama 2.5 jam lebih. 

Ahh... Tuhan kalo Engkau tak bimbing kami tadi, mungkin ceritanya akan berbeda. Tapi suksesnya acara tadi bukanlah kerja siapa-siapa namun Engkau. 

terima kasih untuk sukacita hari ini
untuk senyuman di wajahku yang aku sendiri heran capek kog senyum bahagia.
mungkin ini yang namanya bahagia pelayanan ^__^

Big Thanks to Bu Diana Tjie Setiawan, guru sekolah minggu teladan yang aku kagumi
benar-benar berhasil menghipnotis adik-adik

Walopun tadi gak pulang mandi, langsung jadi MC dadakan, tapi au tungga lama Tuak, losa dona neu,leo mae au susah susah daek bafok ia, au tungga lama Tuak losa dona neu.