Jumat, 04 Oktober 2013

Bebaskan, bebaskan, bebaskaan....

Salam pramuka!!!!!

Itulah kalimat yang sering banget kudengar hari ini. Yup karena sepanjang hari ini aku mengikuti Jambore Penggalang SD/MI Gugus Depan Kota Temanggung. Ruamenyaaa poll... Ada sekitar 1000an peserta dan kakak pembina/pendamping. Ada begitu banyak tenda dengan beragam kreasinya. Ada yang bela-belain membuat kolam ikan kecil di depan denda, hiasan-hiasan dari barang bekas, bahkan ada yang didesain seperti kantin (sebuah meja dengan berbagai persediaan makanan untuk konsumsi tenda tersebut). Ciri yang paling menonjol dari semua tenda adalah hampir semua tenda memasang pagar di sekeliling tenda. Sungguh sebuah pengalaman yang luar biasa bisa bertemu pembina pramuka dari sekolah-sekolah lain. Bahkan sempat bertemu seorang guru yang juga berasal dari Sumba Barat tepatnya di Waikabubak. Oh ia, ini pertama kalinya dalam hidup aku ikut jambore pramuka. Selama SD-SMP-SMA aku gak pernah ikut karena waktu di SMP ibu asramanya galak dan jarang banget mau memberi ijin keluar sore. 

Saat hasta karya, pionering, melukis
Dan akupun narsis ^^

Ini sebagian kisah hari ini yang membuatku tak melanjutkan menulis tentang buku Barry Chant. Maafkan aku, aku gak sempat membaca hari ini. Terlalu banyak hal yang harus dilakukan, persiapan jamboree, persiapan mengajar sekolah minggu buat minggu besok (menggunting-gunting aktifitas), persiapan bahan khotbah untuk remaja, hasilnya malam ini ganti topik :)
Tapi ada sebuah percakapan hari ini yang mengingatkanku tentang tulisan beberapa hari yang lalu: The Image of God (2) Penguasaan. Inti tulisan itu adalah kita harus dapat menguasai diri kita, menguasasi respon dan reaksi kita terhadap suatu hal, termasuk mengendalikan keadaan. 

Hari ini aku belajar sesuatu yang lain dari tulisan tersebut. Seringkali kita ‘mengijinkan’ orang lain menguasai kita, bertindak semena-mena terhadap kita dan kita merasa itu adalah hal yang sewajarnya terjadi bagi kita. Persoalan ini akan makin rumit jika mereka yang nampaknya menguasai kita ‘nampak’ memiliki segalanya. Kenapa ‘nampak’ memiliki segala-galanya? Karena secara materi mereka memang berlebihan namun secara kasih mereka adalah orang yang perlu dibimbing untuk lebih mengasihi sesama, memanusiakan manusia, melihat sesama sebagai sesama manusia. 

Mengapa orang lain tampak begitu mudah mengendalikan kita, bahkan mengambil-alih pilihan-pilihan kita, dan menyodorkan kita sesuatu untuk kita makan tanpa kompromi terlebih dahulu? Karena kita membiarkan mereka. Kita merasa kita di bawah mereka sehingga mereka 'berhak' melakukan apa saja pada kita. Sungguh sebuah pemahaman yang salah. Kita memakai standar dunia untuk menilai mereka dan diri kita sendiri. Kita memakai standar harta, kedudukan, nama baik untuk mematok seberapa bernilainya mereka dibanding kita. Padahal seharusnya ukuran yang kita pakai adalah nilai kemanusiaan. Mereka manusia, kita manusia. Mereka gambar Allah, kita juga. Hello... kita gak bisa terus-terusan merasa rendah diri karena jabatan kita rendah. Selama kita merasa seperti itu, selama itulah kita mudah sekali dikendalikan, kita akan menjadi 'seseorang yang dapat dibooking kapan saja' dan gak punya kebebasan menentukan mana yang menjadi pilihan kita. Marahlah jika memang harus marah, proteslah jika memang harus begitu, lalu bebaskan diri dari rasa rendah diri dan pemahaman bahwa orang lain selalu lebih hebat dari dirimu. Perasaan rendah diri dapat membunuh semua potensi yang kita miliki. Hormatilah seseorang karena memang ia patut dihormati sebagai refleksi dari gambar Allah bukan karena setiap label yang ada padanya. Percaya deh, aku pernah mengalami ini. Capek tahu kalau bermanis-manis menghormati seseorang karena label-labelnya. Aku selalu berkata dalam hatiku ketika bertemu seseorang yang punya label banyak: dia manusia, aku manusia, so what??? Haruskah saya berbungkuk-bungkuk di depannya untuk menghormatinya? No, thanks. Hal penting yang patut diwaspadai adalah jangan sampai kita menjadi budak uang. Jangan sampai hal ini terjadi. Sekali kita terjebak di dalamnya selamanya kita diperbudak uang. 

Ayoo angkat kepala, tegakkan pandangan, Allah tidak menciptakan kita lebih rendah dari orang lain. Sebaliknya Allah justru memberi kita kemuliaan dan perasaan berharga. Jangan biarkan orang lain menguasai kita, mengendalikan pilihan-pilihan kita dan jangan berikan kebebasan kita pada mereka. Yakinkan dirimu dan pikirkanlah seberapa berharga engkau di mata Allah :)

Lirik lagu ini akan menolong kita berefleksi 

Who am I that You are mindful of me?

Who am I that You sent Your love on me?
You're my Creator King




Tmg, 23.02. ris

Tidak ada komentar:

Posting Komentar