Jumat, 18 Oktober 2013

Hujan

Suasana paling romantis itu adalah saat hujan.
Kenapa? Gak tau pokoknya romantis aja, wkwkkww
Aku paling senang suasana sehabis hujan apalagi hujan pertama di awal musim hujan. Bau tanahnya sangat khas, harum, segar dan benar-benar bikin hatiku teduh dan bahagia. Entah kenapa aku suka banget sama suasana setelah hujan. Jadi tak heran kalo setelah hujan aku lebih suka jalan kaki sendirian dan menikmati bau tanah dan udara dinginnya.

Aku senang suasana setelah hujan sejak SMP waktu aku membaca sebuah novel tentang dua saudara kembar yang juga suka banget sama suasana setelah hujan dan bermimpi suatu saat ditembak pas suasana setelah hujan dan akhirnya ia ditembak sama cowok taksirannya dan akhirnya mereka jadian. Duh, kesannya ababil banget ya…. Wkwkwkwkw ia sih. Sejak baca novel itu aku mulai sering memperhatikan suasana setelah hujan dan ternyata memang romantis, menyenangkan, dan ada kenikmatan tersendiri kalo bisa menikmati suasana setelah hujan apalagi di jalanan berjalan seorang diri.

Bicara tentang hujan aku jadi ingat sebuah kota kenangan yang kenyamanannya melebihi kota kelahiran. Salatiga. Yup. Salatiga kota hujan. Kota kecil itu terkenal dengan curah hujannya yang sangat tinggi. Kalo musim hujan, hujannya awet, dari pagi ketemu pagi. Tiap kali memandangi tetes-tetes hujan atau diterpa air hujan selalu teringat kota itu dan membayangkan sedang menikmati suasana hujan di kota itu.

Semalam di kota tempatku berada sekarang sedang turun hujan dan pagi tadi suasana segar, harum dan terkesan romantis banget. Saat berjalan ke sekolah aku tak berhenti senyum sambil berkata: “ini seperti di Salatiga”. Tadi sore berangkat ke gereja juga ketika hujan deras tapi aku menikmati berjalan di tengah hujan. Ada kenikmatan tersendiri.
Beberapa hal tentang hujan:
Beberapa kali sedang bersama seorang cowok yang diam-diam kusukai ketika hujan turun => romantis
Tanggal 5 oktober 2012 adalah hari hujan pertama di kota Salatiga. Waktu itu aku sedang di kampus dan satu kota Salatiga heboh banget karena hujan ini apalagi di kampus. Aku rela duduk berlama-lama di kampus hanya untuk menikmati hujan pertama itu saking kemarau terlalu panjang. Aku ingat bagaimana aku bersama teman-teman menunjukkan wajah-wajah bahagia menikmati derasnya hujan sambil mendengarkan lagu natal dan bercerita tentang NATAL
Di kos di Salatiga, hujan berarti masuk kamar, putar lagu natal dan tarik selimut => kangen rumah
Kalo hari minggu pagi hujan aku akan bangun sangat awal, mandi dan ke gereja. Biasanya kalo ke gereja aku bareng teman-temanku biar rame-rame di antar angkot ke GKI Salatiga. Tapi jika hari minggu itu hujan aku akan memilih berjalan sendiri untuk menikmati suasana itu seorang diri. Menyusuri jalan-jalan di belakang kampus UKSW, masuk gang kecil belakang kampus, suasana kampus yang teduh lalu naik angkot ke Ramayana. Dari sana aku naik becak. Disini sisi romantisnya. Bagiku, naik becak sendirian di saat hujan atau suasana setelah hujan itu sangat sangat romantisss. Itu waktu bagiku untuk benar-benar merasa bersyukur pada Tuhan.
Hujan mengingatkanku pada semangat pelayanan. Desember 2012 saking terlalu niat melatih adik-adik Sekolah Minggu menari tamborin aku bela-belain jalan hujan-hujanan sendirian menuju GKI Salatiga dari kosku yang terletak di kemiri. Hujan lebat dan angin kencang yang membuat bajuku basah semua tapi akhirnya aku berhasil tiba di gereja. Sepanjang jalan itu aku bertanya pada diriku: “sebenarnya apa yang sedang kulakukan ini?”  Dan sore ini pertanyaan itu muncul lagi saat aku hujan-hujanan ke gereja.
Aku pengen suatu saat seseorang berjalan bersama dan menggandeng tanganku pertama kali saat suasana setelah hujan lalu kita berdua menikmati suasana itu dalam diam => romantis
Hujan hujan…. Aku selalu menyukaimu. Kehadiranmu adalah tanda kehidupan. Terima kasih pada Pencipta untuk keindahan satu ini.

Semoga di luar sana ada seseorang yang juga menyukai suasana setelah hujan `\(^_^)`/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar