Rabu, 21 Agustus 2013

Proses Berat : Hasil Oke

Judul di atas menggambarkan apa yang mau kuceritakan di tulisan ini. Tapi sebelum cerita tentang itu, aku mau cerita pengalamanku hari ini dulu. Semalam kan aku rapat di gereja sampe malam banget. Rapat kelar jam 22.30 sedangkan aku masuk kos jam 23.00 padahal seharian juga di skolahan dan gak istirahat sama sekali. Gimana gak? Paginya jam 7 udah harus tiba di sekolah, pulangnya jam 15.30 tapi berhubung di skolahan gak sempat makan siang jadinya dengan gemetar karna kelaparan aku sama teman guruku makan bareng di sebuah tempat makan di samping pusat perbelanjaan di kota ini. Selesai makan udah jam 16.30 trus aku pulang. Sampe kos bukannya istirahat, aku malah ngebut mengetik notulen rapat sie acara untuk rapat semalam. Jam 18.00 aku ke gereja buat rapat dan masuk kos lagi jam 23.00. Kebayanglah gimana remuknya tubuh ini. Sampe kos malah harus menggarap beberapa materi dan alhasil ketika saatnya tidur aku bolak-balik gak bisa tidur karena kasurnya pake kasur kapuk, gak pake tempat tidur, lantai dingin lengkaplah kondisi kasurnya yang memprihatinkan ini. Biaya per bulan untuk bayar kos jauh lebih mahal dibanding kos lamaku di salatiga tapi kos di salatiga fasilitasnya lengkap beud, udah pake spons, tempat tidur, ada dapurnya lagi. Ini mah boro-boro, bawa kompor sendiri mennnn..........
ini tempat tidurnya, kayak pengungsian, kan? Ckckckkckc





Tadi itu aku pengen cerita apa to? jadi lupa karena curhat tentang tempat tidur. Oh, aku gak bisa tidur malamnya tapi akhirnya tertidur juga. Pas bangun pagi dan harus ke sekolah, aku tergesa-gesa banget selain karena takut telat, aku berkutat bangun aja rasanya malas banget. Belum lagi ngeluarin motor yang susah. Aku kan baru belajar naik motor, na aku paling benci kalo udah pulang paling malam, dikos ini pasti gak dapat tempat parkir, jadinya dempet-dempetan sama motor lain. Belum lagi motorku kalo diparkir kemiringannya alamakkkk, miring bangettt deh. Kalo pagi, urusan motor ini bisa jadi masalah, udah telat, ngeluarinnya susah pula. Maklum kos ini elit sih (walopun gak seelit isi dalamnya, lihat aja tuh kasur) semua penghuninya udah pada kerja. Kamar bagian atas rata-rata ditempati para coas jadi semua bawa motor pribadi bahkan ada yang bawa mobil segala, untung parkirnya depan kos. ehhh ngelantur lagiii..............Oke lanjutin lagi. Aku berhasil sampai di skolah pukul 06.52. Mepet bangett. Ngajar jam ke-3 sampai jam terakhir. Karena kecapaian dari hari sabtu selalu keluar pagi, pulang tengah malam, aku benar-benar kehabisan tenaga dan semangat pagi ini. Ngajar ogah-ogahan. Udah teler bahkan sebelum pertengahan hari. Tapi tiba-tiba ada kejadian yang sukses bikin aku semangat karena deg-degan. 

Aku membuat siswa-siswi kelas 4 muntah-muntah gara-gara menonton sebuah video. Ceritanya aku mau mengajarkan pada mereka tentang mensyukuri pemberian Tuhan bagi mereka karena mereka bisa makan sepuasnya setiap hari sedangkan di belahan dunia lain orang mati karena kelaparan. Video itu kan bercerita tentang beberapa orang yang makan di restoran siap saji seperti KFC, McDonald, dan resto lainnya. Mereka gak menghabiskan makan mereka lalu dibuang di tempat sampah. Lalu datanglah seorang pemungut sampah di restoran itu memilah-milah sisa-sisa daging dan mie dari tempat sampah dan menyimpannya dalam sebuah kantong plastik. Ternyata sisa-sisa makanan tadi dia bawa ke sebuah perkampungan kumuh dimana puluhan anak-anak telah menantikan kedatangannya. Mereka melahap semua sisa-sisa makanan tadi tanpa rasa jijik. Lalu si pengerja tadi membawa sebagaian sisa makanan itu ke rumahnya sendiri. Yang menarik dari keluarga ini adalah dalam kekurangan makanan seperti itu si pengerja yang adalah kepala keluarga mengajak anggota keluarga yang lain untuk berdoa dulu sebelum makan. Ceritanya gitu. 

Na................. setelah videonya selesai ditonton, tiba-tiba satu siswa cowok muntah dalam kelas. Aku langsung panik dan melarikan dia ke toilet trus mengantarkan dia ke UKS. Pas balik ternyata 1 kelas sudah di luar semua, beberapa siswa cowok dan cewek sedang muntah-muntah di toilet. Gimana aku gak panik, takut dan bingung? Bagaimana ini? Kalo orang tua mereka marah-marah habislah aku. Jadinya aku malah gak bisa ngajar dan 5 orang anak terbaring di UKS. Benar-benar gak nyangka respon mereka seperti itu. Siswa yang muntah pertama itu ternyata emang paling gak bisa lihat hal-hal yang jorok, cepat mual. Na teman-temannya yang lain tuh muntah karena lihat muntahnya dan mencium aroma tak sedap itu. Benar-benar pengalaman luar biasa hari ini. Untunglah saat makan siang mereka sudah segar kembali dan bisa menikmati makan siang mereka. Oh ia aku bahkan sampe berulang kali meminta maaf pada mereka. 

Sekarang aku pengen cerita tentang judul tulisan ini. Tahun lalu aku menulis skripsi bersama kedua temanku yang sekarang kami bertiga ini kami beri julukan 'trinitas' karena pembimbing kami sama. pembimbing kami ini kami panggil 'babe'. Babe satu ini sangat perfeksionis. Tuntutannya tinggi dan sangat disiplin. Skripsiku aja kelar hampir setahun (11 bulan). Bayangkan aja 'trinitas' ujian proposal duluan akhir februari ujiannya awal desember padahal bimbingannya udah dimulai sejak januari loh. Kata babe, skripsi itu harus 9 bulan dan  beliau ngitung dari bulan Maret - Desember. Sebelum masuk bab 2, kami harus membaca sebanyak 1200 halaman dalam bahasa inggris dan bahasa indonesia lalu membuat resensi dari bacaan-bacaan itu setelah itu baru boleh menulis draft bab 2. Alhasil, libur paskah dan libur trimester 2 aku benar-benar hanya liburan di rumah. Dari pagi-sore aktifitasku cuma membaca. Dan bab 2 baru kelar setelah hampir 6 bulan. ckckckck. Belum lagi bolak-balik revisi. Asal tahu aja, babe gak pernah ngasih tahu kita harus nulis apa di bab selanjutnya. Dia bilang kita harus kreatif dan berimajinasi. Jadi, berani taruhan deh, skripsiku itu benar-benar murni hasil kerja otakku, bukan transferan ide dari babeku itu. 

Waktu berjalan dan akhirnya di saat aku malah udah bosan mengharapkan bakal ujian skripsi, babe memberi kejutan hadiah natal dengan ujian skripsi. Singkat cerita aku akhirnya ujian juga tepat di hari ultah mamaku, 5 Desember 2012. Oh ia mengenai tanggal ini, 5 Desember 2011 yang lalu aku nangis seharian di tempat PPL 6 gara-gara bermasalah sama pembantu di rumah tempat tinggalku dan setahun kemudian Tuhan buat tanggal itu menjadi hari terindah di tahun 2012. Senangnya lagi karna ujian itu skalian jadi kado ultah buat mama. 
Aku orang pertama dari trinitas yang ujian, besoknya baru kedua temanku itu. Tahu gak? setelah aku ujian babe tuh nangis sodara-sodari. Babe nangis..... Bagiku itu momen terindah. Gak pernah sekalipun aku lihat babe yang adalah dosen favoritku itu nangis. Mungkin dia teringat ttg Alm. kak Ady yang juga adalah teman seperjuangan kami, mungkin juga karena akhirnya perjuanganku berakhir. Aku ingat kata-kata babe: "selamat Ester, kamu berhasil membuat sebuah tulisan dengan kualitas sangat tinggi, bahkan mahasiswa S2 pun  belum tentu bisa menghasilkan tulisan sebagus ini. Selamat karna kamu berhasil mengalahkan diri sendiri, keluar dari zona nyamanmu, bahkan bergumul dan berjumpa secara pribadi dengan Maria Magdalena. Kamu, satu dari sedikit orang yang berani berproses berat. Tulisan seperti inilah yang kuharapkan". Waktu dengar kata-kata ini rasanya semua capek, stress, beban, lelah, keringat, air mata tuh hilang, lepas semuanya. Gimana gak, aku berbulan-bulan jadi penunggu perpus, baca artikel bahasa inggris sampe muntah-muntah saking enegnya sama tulisan2 yang banyak itu, belum lagi harus sabar dengan semua revisi dari babe. Semua itu terbayar melalui kalimat itu ^^ Yup, akhirnya tulisan itu malah membuatku diminta oleh salah seorang dosen untuk mempresentasikan tulisan itu di kelas Metodologi Penelitian Teologi untuk memberikan gambaran dan contoh sebuah karya tulis ilmiah bagi adik-adik angkatan. Sangat bangga dengan kesempatan itu. 

Dan hal lain yang tak kalah menariknya adalah saat liburan natal kemaren aku menerima kabar bahwa pada saat rapat redaktur jurnal Waskita, jurnal nasionalnya Fak Teologi UKSW, babe mengusulkan agar tulisanku dimuat di jurnal itu karena temanya tentang "Perempuan Berteologi dalam Konteks Indonesia. Horeeeeeeeeeeeeee.............. ^________^ Seneeeeeeengggggg banget. gak nyangka juga. Ternyata apresiasi babe tidak sebatas ujian skripsi bahkan sampe publikasi segala. Gak kebayang tulisan itu bakal bersanding dengan indah hehehhe di deretan tulisan para dosen, pakar dan orang-orang yang telah lama berkecimpung di dunia tulis menulis. Salah seorang perempuan ini yang hanya bergelar S1 memberanikan diri bersaing dengan tulisan-tulisan para profesional ^_^. Dan jadinya sekarang aku sedang membuat abstract dalam bahasa inggris karena kemaren skripsi itu telah ku edit menjadi artikel 12 halaman.
Semoga artikel ini jadi pancingan untuk karya-karya ilmiahku selanjutnya yaaaa ^^
Dan thank you so much, dear God. 
You made everything beautiful in its time....

NB: bagi yang mo nulis skripsi, jangan takut-takut ambil pengalaman kayak aku. yakin deh, proses yang berat menghasilkan kualitas yang gak bisa dipertanyakan lagi :)

Ehh ini aku tunjukkin fotoku sama babe dan pengujiku waktu aku ujian


Kalo yang ini trinitas, foto ini diambil saat aku ujian, sama kayak foto di atas 

Oh ia, mereka berdua sudah sukses sekarang. Kalo yang cowok namanya Paul, dia kerja dan kuliah lagi. Jadi guru di salah satu SMA terkenal di Salatiga dan sedang kuliah S2 di uksw juga. Kalo yang cewek namanya Astrid. Dia sekarang sedang melanjutkan studi juga di STT Jakarta.
Ahhh jadi kangen masa bimbingan sama mereka berdua :3


Selasa, 20 Agustus 2013

Being a Teacher: I Love This One

          Beberapa hari gak nulis berasa ada yang kurang. Pengen banget sih, tapi gak ada waktu. Maklum udah gak libur lagi, kerja mennn. Ini aja curi-curi waktu (pas lagi gak ngajar dan menunggu jam pulang) Oh iya, aku kan sekarang udah kerja sama pelayanan jadi lumayan padatlah. Di skolahan dari Senin-Jumat 07.00-15.00 (datangnya selalu tepat waktu tapi pulangnya jam 15.00 baru beres-beres, alhasil sampe kos paling cepat 15.30). Ya, begitulah kalo jadi guru. Di sekolah aku dipanggil ‘miss’ loh :p jadi bukan ‘bu guru’.
Masih sering banget kalo di skolahan aku lihat diriku dikelilingi anak-anak SD yang masih imut-imut, manis dan baik hehehhe, aku bilang ke diriku sendiri: “aku sepertinya nyasar di tempat ini, dulu gak pernah banget kepikiran apalagi membayangkan bakal jadi guru, trus sekarang mendapati diri ada di skolahan ini, ckckckck. Aku dulu ngebet banget jadi pendeta, anehnya setelah lulus S1 malah gak pengen balik. Yang ini sih banyak alasan selain pengen lanjut S2, aku secara pribadi belum siap sih pulang Sumba trus jadi pendeta di sana. Dan sekarang malah jadi guru dan pendamping remaja.”
Di tulisan ini aku mo cerita tentang kerjaan di skolahan. Aku ngajar agama kelas 1-5. Kalo mo diurut-urutkan kelas yang paling enak diajar itu anak kelas 4-5. Mereka sudah bisa diatur, alur berpikirnya sudah bagus, cepat menangkap materi dan mereka telah banyak menguasai konsep jadi tinggal dipoles-poles aja. Pernah sekali aku ngajar di salah satu kelas 5 dan mereka bertanya macam-macam tentang trinitas, dosa, Tuhan dan manusia. Wow, waktu aku menjelaskan berasa sedang di kelas teologi dan menjelajahi pemikiran-pemikiran teologi. Rasa kangen pada kelas-kelas kuliah sedikit terpuaskan dengan menjelaskan materi-materi di luar pokok pembelajaran pada mereka. Anak kelas 5 loh, ckckcckkck. Rasanya puas banget lihat mereka gak lagi duduk di kursi tapi rame-rame duduk di lantai depan papan saking tertariknya sama materi itu dan tangan yang teracung terus dengan pertanyaan bejibun serta muka-muka gak rela kelas berakhir saat jam istirahat tiba. Memang mengajar itu menyenangkan apalagi jika yang diajar merespon dengan antusias.
Di urutan ke dua ada kelas 2. Mereka peralihan dari kelas 1 yang manis-manis jadi masih gampang diatur meskipun cuma 1 kelas dengan jumlah murid yang banyak (sekitar 35-40 orang). Mereka paling antusias kalo diajar menggunakan cerita dan power point. Mereka suka banget diberi hadiah dan berlomba-lomba mendapatkan hadiah.sedangkan di urutan terakhir ada kelas 3 & 1. Wow…. 2 kelas ini patut benar-benar diacungi jempol 5. Bukan karena apa-apa, sebelum dan setelah ngajar kelas ini kudu, mesti, harus makan dulu. Bener deh. Kalo kelas 1 sih gpp tapi kalo kelas 3 wajiiiiiiib!!!! Kenapa wajib? Kelas 3 itu jumlahnya hampir 40 orang dalam 1 kelas. Kebanyakan cowok-cowoknya suka cerita sendiri. Apalagi suara kayak aku ini kan kecil banget, gak bisa teriak seperti suara-suara guru cowok. Asli berasa benar-benar dicuekin. Berminggu-minggu berjuang menemukan cara gimana mengatasi kelas ini. Benar-benar super duper aktif. Setelah beberapa minggu ‘stress’ dan berkat masukan dari guru agama sebelumnya, aku menemukan ternyata mereka ini anak-anaknya pintar-pintar, cepat menangkap sesuatu dan cepat pula memberi respon, mereka paling senang jika didongengin kisah Alkitab yang belum atau sudah mereka ketahui (kalo yang sudah mereka ketahui, aku harus kreatif bercerita dengan teka-teki yang membuat mereka penasaran dan sukar menebak ceritanya). Dengan teknik ini, kelas berhasil kusulap untuk ‘hanya’ memperhatikan miss yang cantik ini, hahhahaha. Tentu, teknik bercerita ini kuiming-imingi juga dengan sticker (mengenai sticker aku cerita di paragraph berikut ya :p). Alhasil, mereka bukan Cuma ‘terpesona’ padaku (ceilehhhh…. Bahasanya… :p) tapi juga berebutan mengacungkan tangan dan mengerumuniku gara-gara berebutan menjawab pertanyaan. Bahagiaaaaaaa banget kalo lihat tangan-tangan imut mereka teracung dengan semangat dan antusias besar untuk menjawab pertanyaan (dalam hati: thank you so…………….much, Lord Jesus. It means nothing without you).
Kalo di kelas 1, baru hari ini benar-benar merasa ‘puas’ mengajar di kelas ini. Sebelumnya, berdiri di kelas ini berasa orang ngali (bodoh, red) yang sedang bicara sendiri, gak jelas, dan anak-anak main sendiri. Mereka memang lancar membaca, bisa menulis, tapi masih belum bisa disuruh kerja mandiri. Soal-soal tugas misalnya, mereka belum bisa mengerjakan sendiri harus dibimbing dengan cara mengerjakan bareng-bareng. Na, hari ini juga aku berhasil ‘memenangkan’ kelas ini, bahagiaaaaaaaaa…………. \\^__^//. Berhasil karena dongeng dan sticker juga ^^. Senang banget dikerubutin sama mereka sampe-sampe semuanya maju ke depan kelas, wkwkwkkw. Anak-anak memang senang diberi hadiah sodara-sodari, gak percaya?? Coba aja di kelasmu, pasti sukses kerassss! Tapi jangan di SMP / SMA. Kayaknya mereka gak minat deh :p.
Nah, ini dia, aku mo cerita tentang sticker. Dulu sebelum mulai ngajar aku berpikir keras gimana caranya memenangkan perhatian para siswa dalam kelas. Terus tiba-tiba terlintas ide memberikan reward and punishment pada siswa berupa sticker. Aku memberikan 3 sticker. Pertama, sticker bintang. Sticker ini yang paling tinggi poinnya. Sifatnya jarang diberikan. Hanya diberikan pada siswa yang berhasil memperoleh nilai 100, kerja tugas paling tepat waktu dan benar, serta momen-momen istimewa. 

Kedua, sticker donat. Sticker ini hanya diberikan bagi siswa yang juga pintar, disiplin, nilai 90-an dan bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan yang kuajukan dalam brainstorming. Ahahhaha kebajawab kan, kenapa anak-anak sangat antusias dan berlomba-lomba pengen jawab pertanyaan? Yaaa karena sticker satu ini, apalagi kalo tiba-tiba aku ngeluarin sticker bintang, woaaaaa ramenyooooo….:D


Ketiga, sticker ngepel buat cowok dan cewek. Sticker ini jangan sampai diberikan pada mereka karena ini sticker hukuman. Gambarnya aja gambar nenek-nenek dan kakek-kakek sedang mengepel lantai. Sticker ini diberikan pada siswa yang nakal, nilai anjlok, dan tidak disiplin. Ini cukup untuk mendorong anak-anak tertib, belajar dan bisa diatur. 


Nah, sticker-sticker ini harus ditempelkan di buku mereka masing-masing dan dikumpulkan di akhir semester. Siswa yang berhasil mengumpulkan sticker terbanyak akan kuberi hadiah, keren kan? Ahahahah padahal hadiahnya aja aku belum tau :p. Tapi ini sungguh berhasil, mereka antusias di kelas, menolong mereka mencintai pelajaran agama dan menyatu di dalamnya, sampe mereka cerita-cerita ke ortunya :p. Bahkan pernah satu siwa gak mau istirahat karena gak mau ketinggalan sticker :p. bersyukurnya, metode ini akhirnya diikuti oleh guru-guru yang lain juga.
Ohh ia, disini tuh ngajar harus kreatif. Gak boleh masuk kelas dengan tangan kosong, minimal harus bawa laptop, LCD dan alat peraga. Jadinya, tiap malam harus duduk manis depan laptop menggarap power point untuk presentasi besok harinya. Ini benar-benar berasa kuliah yang harus presentasi kelompok, bedanya ini presentasi tiap hari mennn.
Yaaa dan disinilah aku sekarang. I love to be here. It seems I found my self, my potential, and my passion. Mengajar mereka memang menyenangkan. Apalagi kalo mereka pada triak: “miss……” terus langsung meluk, heheheh. Dan pujian-pujian: “miss cantik hari ini :p” (anak-anak selalu jujur loh :p) Bersyukur untuk kesempatan ini. Semoga setahun keberadaan di skolah ini benar-benar bisa jadi berkat buat anak-anak disini. Btw, capek juga eee ngetik 3 halaman kayak gini. Udah ahhh, udah jam pulang skolah. Nantikan ceritaku selanjutnya yoooo :p

Sabtu, 17 Agustus 2013

Ahhhh Nyanyiiii.....

        Done..... Gak peduli hasilnya, yang penting udah selesai nyanyi. huhuhuh benar kan kekuatiranku, nadanya kubuat turun setengah :(. ahhh malu, gak pede, rasa bersalah semuanya jadi satu, walopun gak salah-salah amat sih tadi. Kalo yang ngerti musik tahulah kalo tadi nadanya salah. Emang benar ya, bakatku gak ada di nyanyi, kalo nyanyi di Paduan Suara ia aku bisa karena kalo fals pun gak akan kedengaran kalo nyanyi gak kencang-kencang. Tapi ya sudahlah, positifnya malah diminta untuk nyanyi lagi tanggal 27 di gereja di depan Bu siapa gitu (anaknya Gusdur) dan bupati temanggung. Berarti bagus dong yaaaa... hehhehehe
           Terima kasih buat yang mendukung dalam doa, paling gak hari ini aku belajar mengalahkan rasa takutku, belajar mengakui ketidakmampuan, belajar memafkan diri sendiri, belajar sesuatu yang baru, dan tahu bahwa potensi yang Tuhan anugerahkan bagiku itu bukan di musik dan nyanyi.
Udah gak tau mo nulis apa lagi, besok harus gereja pagi...
Ohh iya, ini foto-foto waktu di gereja tadi....
Ini bapak pendeta lagi berkhotbah

Kalo yang di bawah ini pas habis nyanyi, efek stressnya kelihatan banget :p
Ceritanya tadi itu kan kita nyanyi menampilkan berbgai profesi, kebetulan aku kebagian jadi model, jadi aku sengaja berpura-pura sedang memperkenalkan trend terbaru: bleser + rok panjang, wkwkwkkwkw aslinya itu rok buat nari tamborin waktu masih kuliah, hahahha. Kalo topi sama kacamatanya itu cuma minjem biar efek stressnya makin keliatan :p

Kalo yang di bawah ini, tumpeng-tumpeng cantik hasil kreasi tiap wilayah. Juara 1 gambar yang paling bagus (gambar paling bawah)s, yang ada tangga-tangganya. mereka membuat sebuah tempat yang memang benar-benar ada di lingkungan mereka. Keren, kan??




Jumat, 16 Agustus 2013

Ternyata, menyanyi itu sulittt


Wuaaaaa….. hari ini tuh melelahkan. Melelahkan bukan karena habis jalan jauh, tapi karena habis latihan nyanyi. Hampir seharian aku di gereja. Mulai dari latihan nyanyi bareng remaja dari pukul 10.00 Wib-15.00 Wib. Ini udah plus molor-molornya -_-. Emang masalah on time nih jadi barang yang langkah zaman sekarang ya. Dan ini sukses menguras emosi karena molor sama aja dengan membuang percuma banyak waktu sementara aku punya seabrek pekerjaan yang menuntut dikerjakan. Trus sorenya masih ada doa remaja lagi  trus sambung latihan nyanyi lagi pukul 06.00 Wib-10.00 Wib. Dan kelelahan ini sempurna saat muter-muter nyari makan gak nemu yang enak dan cocok malah adanya nasi goring semua (yang udah mahal, gak enak pula). Alhasil, masak mie instan. Andai saja ini di salatiga, aku bisa memanjakan lidah dan perut dengan masakan-masakan enak >,<
       Oh ya, besok aku nyanyi di Ibadah Syukur Merah Putih di gereja. Umur-umur besok itu pertama kalinya aku nyanyi duet di depan umum kalo paduan suara sih sering tapi kalo nyanyi duet nih boro-boro, yang ada aku selalu berpikir ‘orang-orang akan kabur ketika mendengar aku nyanyi’. Heran juga kenapa aku terima tawaran itu kemaren padahal jelas-jelas aku tahu bakatku gak ada di bidang itu. Kemaren sih aku berpikir “coba aja dlu, kan gak ada salahnya mencoba sesuatu yang baru.” Na, kan malah jadinya aku bukan cuma duet lagu Gebyar-Gebyar malah nyanyi trio mewakili suara sopran karena adik-adik remaja yang lain nyanyi sambil nari jadi biar suara band-nya gak menutupi suara Vocal Groupnya ada satu orang dari masing-masing suara yang bernyanyi menggunakan microphone dan aku mewakili sopran. Sungguh, ternyata bidang ini sangat sulit.
Dulu aku sering banget menghina penyanyi-penyanyi Indonesia yang suaranya jelek, fals, udah gitu nyanyi bareng sama artis-artis papan atas. Sekarang aku belajar memposisikan diri di posisi mereka dulu. Ternyata sulitnya bukan main kalo bakat nyanyi gak diturunkan pada kita sejak lahir. Hal yang biasanya ngalir gitu aja pada orang-orang yang bisa nyanyi menjadi hal yang sulitnya bukan main bagi kita yang gak bisa nyanyi. Dari kemaren tuh cuma latihan gebyar-gebyar sama Merah Putih aja sulitnya bukan main. Bolak-balik latihan, salahnya juga bolak-balik. Nada-nadanya sering lari gak jelas. Aduhhh… gimana besok nyanyinya ya? Sangat sangat berharap semoga besok gak fals, nadanya stabil, ketukannya gak lari trus kejar-kejaran sama suara lain. Semoga besok menjadi hari baikku. Malu-maluin kalo sampe salah nyanyi.
Pengalaman hari ini menyadarkanku pada dua hal. Pertama, aku emang gak bisa nyanyi sebagus orang lain tapi apa salahnya mencoba sesuatu yang baru? Selalu ada saat pertama kog. Lagian dulu waktu masih TK aku sering banget nyanyi solo, yaaa tapi pas gede ini suaranya udah gak karuan tamba lagi gak pede. Lihat besoklah. Paling tidak besok aku berhasil mengalahkan ketakutan-ketakutan dalam diriku. Dan yang utama mencoba menikmati setiap kepercayaan yang diberikan ^__^. Kedua, aku jadi makin sadar bakatku ada di menulis dan mengajar (berkhotbah). Silahkan deh suruh aku bolak-balik khotbah 10x dalam seminggu asal jangan suruh aku nyanyi. Aku sanggup. Suruh deh aku ngajar depan mahasiswa/i, dengan senang hati aku terima. Emang ya, kalo bakat kita ada di bidang tertentu maka seberat apa pun tanggung jawab itu pasti kita kerjakan dengan senang hati dan akan terasa ringan. Tapi jangan sampai sebaliknya, udah gak diminati, gak niat, jadinya berat deh.
Tapi mengenai nyanyi besok itu, gak termasuk jadi beban loh. Aku masih semangat mencoba sesuatu yang baru, kog. Nantikan ceritaku besok yaaaa…. ^^

Rabu, 14 Agustus 2013

Pacaran: Sebuah Status???



            Sedang asyik di salah satu jejaring sosial saat menemukan sebuah catatan dari sebuah forum Kristen. Adminnya menulis kalimat di bawah ini: 

Ketika dua hati tulus mencinta, tak ada waktu yang terlalu lama, tak ada jarak yang terlalu jauh, karena mereka tahu apa artinya setia.
Tak semudah membalik telapak tangan dalam menyatakan kesetiaan cinta kepada seseorang bila hatinya belum siap menerima kekurangannya.
Hati yg tulus mencinta, takkan lelah tuk bertahan, takkan menyerah tuk berjuang, karena dia percaya bahagia pasti dia temukan.

"dan hiduplah di dalam kasih, sebagaimana Kristus Yesus juga telah mengasihi kamu dan telah menyerahkan diri-Nya untuk kita sebagai persembahan dan korban yang harum bagi Allah." (Ef 5:2)

Membaca kalimat-kalimat di atas, aku jadi tertarik untuk menulis. Padahal tadi udah doa mau tidur loh, hehehhe tapi berasa ada yang kurang kalo belum nulis sesuatu di blog \\^_^//. Aku setuju banget sama kalimat yang pertama: “Ketika dua hati tulus mencinta, tak ada waktu yang terlalu lama, tak ada jarak yang terlalu jauh, karena mereka tahu apa artinya setia”. Yup, banyak orang muda menjalani hubungan yang ngasal. Maksudnya menjalin hubungan dengan lawan jenis hanya untuk sebuah status, biar gak dikira gak laku, biar terlihat keren, atau karena pengen mencari figur ayah atau ibu yang selama ini gak ditemukan di dalam keluarga. Kenapa aku bilang itu hubungan yang asal-asalan? Tenang…. Jangen sewot dulu. Aku punya alasannya. Pertama, menjalani hubungan dengan seseorang (pacar) bukan cuma untuk sebuah status “in a relationship” atau “gak jomblo” atau biar ada yang ngucapin ‘met malam’ ‘met bobo’ atau menanyakan ‘udah makan, belom?’ ‘udah mandi, belom?’. Menurutku, kalo dua orang menjalin hubungan hanya untuk hal-hal di atas, waduh sayang banget ya… menghabiskan waktu hanya untuk hal-hal yang gak bermanfaat sama sekali. Ada hal yang jauh lebih bermanfaat dari sekedar mencari juru sms atau juru alarm. Kedua, menjalin hubungan dengan seseorang nantinya akan bermuarah pada sebuah pernikahan. Semua orang tentu mendambakan pernikahan yang indah, rumah tangga yang harmonis, keluarga teladan, bila perlu kalo orang lain melihat kehidupan keluarganya orang lain merasa diberkati. Tapi……….. keluarga yang kayak gini ini gak bisa dibentuk kalo start awalnya asal-asalan. Gak didasari kasih yang kuat, komitmen yang teguh untuk saling mengasihi, saling percaya dan yang terpenting saling setia. Banyak pengalaman yang kuamati dari teman-temanku. Cepat banget menjalin hubungan, cepat juga nyudahinnya. Apalagi kalo udah bicara jarak. Behhhh….. udahlah lewat pasangannya kalo jaraknya udah beda pulau. Miris banget, kan? Ke tempat yang satu punya pacar, ke tempat lain lagi punya pacar, kira-kira kalo start awal seseorang suka gonta-ganti pacar, gak setia, apa yang bisa membuatmu yakin bahwa orang ini akan sanggup berdiri di hadapan Tuhan bersamamu kelak untuk berkata: “aku bersedia”? Gak ada deh! Ketiga, pacaran sebenarnya adalah cara dimana engkau semakin mengenal dirimu sendiri ketika bersama pasanganmu. Maksudnya, ketika bersama dia, kamu menemukan bakatmu, karaktermu, kekuranganmu, leluasa menjadi dirimu sendiri. Pasanganmu menjadi seperti cermin yang mampu memantulkan bayangan dirimu sehingga terjadi pengembangan diri. Kamu tidak lagi sibuk mencari juru sms atau juru alarm tapi partner yang bisa membantumu menemukan dirimu dan mengembangkan talenta-talenta yang Allah taruh dalam dirimu. Itu sebabnya ada hal yang paling dituntut dari cara kerja partner, yaitu kerja sama. Kerja sama untuk saling menolong, kerja sama untuk saling mengingatkan, kerja sama untuk saling menegur, kerja sama untuk saling mengampuni, kerja sama untuk saling memulihkan, kerja sama untuk saling mengasihi, dan kerja sama untuk saling menjaga komitmen untuk setia. Percayalah kalo pada masa-masa pacaran, pasanganmu sanggup mempertahankanmu pada masa-masa sulitnya, berarti dia patut diperjuangkan. Sebaliknya, kalo pada masa pacaran aja dia sudah berpaling kiri dan kanan, gak ada alasan deh untuk mempertahankan orang seperti itu.
Mungkin kamu akan bilang: “ahh, kan baru pacaran… belum menikah” Iya, emang. Tapi pacaran itu garis startnya. Jika startnya salah, meluruskannya akan memakan waktu yang banyak dan melelahkan. So, jadilah bijak. Kehidupan baik di masa mendatang selalu dibangun di hari ini. Carilah partner bukan juru sms atau juru alarm dan yang paling penting: SETIALAH.