Rabu, 14 Agustus 2013

Pacaran: Sebuah Status???



            Sedang asyik di salah satu jejaring sosial saat menemukan sebuah catatan dari sebuah forum Kristen. Adminnya menulis kalimat di bawah ini: 

Ketika dua hati tulus mencinta, tak ada waktu yang terlalu lama, tak ada jarak yang terlalu jauh, karena mereka tahu apa artinya setia.
Tak semudah membalik telapak tangan dalam menyatakan kesetiaan cinta kepada seseorang bila hatinya belum siap menerima kekurangannya.
Hati yg tulus mencinta, takkan lelah tuk bertahan, takkan menyerah tuk berjuang, karena dia percaya bahagia pasti dia temukan.

"dan hiduplah di dalam kasih, sebagaimana Kristus Yesus juga telah mengasihi kamu dan telah menyerahkan diri-Nya untuk kita sebagai persembahan dan korban yang harum bagi Allah." (Ef 5:2)

Membaca kalimat-kalimat di atas, aku jadi tertarik untuk menulis. Padahal tadi udah doa mau tidur loh, hehehhe tapi berasa ada yang kurang kalo belum nulis sesuatu di blog \\^_^//. Aku setuju banget sama kalimat yang pertama: “Ketika dua hati tulus mencinta, tak ada waktu yang terlalu lama, tak ada jarak yang terlalu jauh, karena mereka tahu apa artinya setia”. Yup, banyak orang muda menjalani hubungan yang ngasal. Maksudnya menjalin hubungan dengan lawan jenis hanya untuk sebuah status, biar gak dikira gak laku, biar terlihat keren, atau karena pengen mencari figur ayah atau ibu yang selama ini gak ditemukan di dalam keluarga. Kenapa aku bilang itu hubungan yang asal-asalan? Tenang…. Jangen sewot dulu. Aku punya alasannya. Pertama, menjalani hubungan dengan seseorang (pacar) bukan cuma untuk sebuah status “in a relationship” atau “gak jomblo” atau biar ada yang ngucapin ‘met malam’ ‘met bobo’ atau menanyakan ‘udah makan, belom?’ ‘udah mandi, belom?’. Menurutku, kalo dua orang menjalin hubungan hanya untuk hal-hal di atas, waduh sayang banget ya… menghabiskan waktu hanya untuk hal-hal yang gak bermanfaat sama sekali. Ada hal yang jauh lebih bermanfaat dari sekedar mencari juru sms atau juru alarm. Kedua, menjalin hubungan dengan seseorang nantinya akan bermuarah pada sebuah pernikahan. Semua orang tentu mendambakan pernikahan yang indah, rumah tangga yang harmonis, keluarga teladan, bila perlu kalo orang lain melihat kehidupan keluarganya orang lain merasa diberkati. Tapi……….. keluarga yang kayak gini ini gak bisa dibentuk kalo start awalnya asal-asalan. Gak didasari kasih yang kuat, komitmen yang teguh untuk saling mengasihi, saling percaya dan yang terpenting saling setia. Banyak pengalaman yang kuamati dari teman-temanku. Cepat banget menjalin hubungan, cepat juga nyudahinnya. Apalagi kalo udah bicara jarak. Behhhh….. udahlah lewat pasangannya kalo jaraknya udah beda pulau. Miris banget, kan? Ke tempat yang satu punya pacar, ke tempat lain lagi punya pacar, kira-kira kalo start awal seseorang suka gonta-ganti pacar, gak setia, apa yang bisa membuatmu yakin bahwa orang ini akan sanggup berdiri di hadapan Tuhan bersamamu kelak untuk berkata: “aku bersedia”? Gak ada deh! Ketiga, pacaran sebenarnya adalah cara dimana engkau semakin mengenal dirimu sendiri ketika bersama pasanganmu. Maksudnya, ketika bersama dia, kamu menemukan bakatmu, karaktermu, kekuranganmu, leluasa menjadi dirimu sendiri. Pasanganmu menjadi seperti cermin yang mampu memantulkan bayangan dirimu sehingga terjadi pengembangan diri. Kamu tidak lagi sibuk mencari juru sms atau juru alarm tapi partner yang bisa membantumu menemukan dirimu dan mengembangkan talenta-talenta yang Allah taruh dalam dirimu. Itu sebabnya ada hal yang paling dituntut dari cara kerja partner, yaitu kerja sama. Kerja sama untuk saling menolong, kerja sama untuk saling mengingatkan, kerja sama untuk saling menegur, kerja sama untuk saling mengampuni, kerja sama untuk saling memulihkan, kerja sama untuk saling mengasihi, dan kerja sama untuk saling menjaga komitmen untuk setia. Percayalah kalo pada masa-masa pacaran, pasanganmu sanggup mempertahankanmu pada masa-masa sulitnya, berarti dia patut diperjuangkan. Sebaliknya, kalo pada masa pacaran aja dia sudah berpaling kiri dan kanan, gak ada alasan deh untuk mempertahankan orang seperti itu.
Mungkin kamu akan bilang: “ahh, kan baru pacaran… belum menikah” Iya, emang. Tapi pacaran itu garis startnya. Jika startnya salah, meluruskannya akan memakan waktu yang banyak dan melelahkan. So, jadilah bijak. Kehidupan baik di masa mendatang selalu dibangun di hari ini. Carilah partner bukan juru sms atau juru alarm dan yang paling penting: SETIALAH.

4 komentar:

  1. mantaap riss :D

    suka kalimat terakhirr..
    Carilah partner bukan juru sms atau juru alarm dan yang paling penting: SETIALAH.

    BalasHapus
    Balasan
    1. heheheh itu kalimat yang pengen banget aku bilang ke salah seorang temenku kak, waktu itu dia bilang: "kamu kog gak suka pacaran, ris?" aku jawab: "belum ada yang kena di hati dan cocok sama kriteriaku, lagian aku lagi gak butuh pacar, masih bisa nangani smua hal sendirian" terus dijawab: "kan enak kalo punya pacar, ada yang sms-in nanyain kabar, ingetin makan, ucapin met bobo, dll" aku cuma melongoooo -_-
      dangkal banget pemikirannya soal pacaran, jadi kasian aku

      Hapus
  2. iya..klo ada yg belum kena..gak usah dipaksain ..klo salah pilih buang2 wkt aja :D

    BalasHapus