Kamis, 24 Oktober 2013

Kupu-kupu

Hari ini bersama beberapa GSM dan adik-adik remaja, aku membuat sekitar 200 kupu untuk bahan aktivitas sekolah minggu pada KKR Anak hari minggu mendatang. Gambar ktivitasnya harus sama dengan gambar yang di samping. Bahannya mudah didapat. Kertas manila, hiasan, putik bunga, kawat mercy, malam dan isolasi bening untuk melaminating. Kertas manila dipola seperti pada gambar kemudian digunting dan dilaminating. Proses yang paling lama dan membutuhkan ketelitian adalah proses menggunting pola sebanyak 200an lembar dan melaminating bolak-balik menggunakan isolasi. Proses melaminating harus butuh ketelitian dan kesabaran agar hasilnya halus, isolasinya gak melenceng sehingga terlihat rapih. 

Aku menggunting dan melaminating dengan senang hati. Walaupun sangat banyak. Lalu setelah hampir selesai menggunting semuanya aku baru sadar bahwa aku sedang menggunting kupu-kupu. Ya, kupu-kupu. Aku jadi ingat bagaimana proses sulit yang harus dialami seekor ulat sebelum menjadi kupu. Proses metamorfosa dari ulat => kepompong => kupu-kupu adalah proses yang lama. Dan itu harus terjadi secara alami tanpa campur tangan manusia, sebab jika manusia ikut campur, proses itu tidak akan sempurna dan kupu-kupu cantik yang diharapkan tidak akan muncul. Ia harus mentaati peraturan jangka waktu yang disediakan baginya untuk dapat bermetamorfosis secara sempurna. 

Lalu aku teringat pengalamanku hari ini. Aku merasa diperlakukan tidak adil. Aku marah. Timbul keinginan untuk berontak. Tapi pengalaman menggunting dan melaminating kupu-kupu sore tadi mengingatkanku tentang bagaimana menjalani proses. Meskipun aku sangat kecewa dan sakit hati dengan kejadian hari ini aku harus melihat semua ini sebagai sebuah proses yang harus kujalani. Sebuah proses bermetamorfosis dari ulat menjadi kupu-kupu. Kadang kita tergoda untuk 'mempercepat' proses, 'membantu' kepompong yang sedang kesusahan melepaskan diri dari 'rumah lamanya'. Namun tindakan itu justru berakibat fatal. 'Pertolongan' itu bisa menjadi mimpi buruk bagi si calon kupu-kupu karena tidak dapat terbang dengan sempurna atau warna tubuh yang jelek. Karena itu, tugas kita memang hanya menjadi penonton. Biarkan proses itu berlangsung, pada saatnya seekor kupu-kupu cantik akan memperlihatkan dirinya. 

Aku harus berproses seperti kupu-kupu tadi. Walau sakit hati dan kecewa, aku mau belajar menjalani proses. Tetap setia di dalam waktuku bermetamorfosis menjadi kupu-kupu. Akan tiba waktu yang tepat. Kupu-kupu akan memperlihatkan keindahannya. 

Selamat bermetamorfosa, Is :)

2 komentar:

  1. ah nice posting..^_^
    aku sedang jd "kepompong nih" :) siap2 bermertafosa jd kupu-kupu..:)

    BalasHapus
  2. Dan biarkanlah prosesnya berjalan alami
    Gpp jadi jelek dulu di kepompong, suatu saat akan indah seperti kupu2

    BalasHapus